Senin, 08 Oktober 2012

AREN EMAS UNTUK KESEJAHTERAAN

Aren Indonesia

Syaefurrahman Al-banjary

AREN EMAS UNTUK KESEJAHTERAAN

Syaefurrahman Al-banjary
Sumber: http://www.facebook.com/
sy
Sekarang saatnya saya sampaikan rahasia menjadi milyader dalam waktu lima atau enam tahun. Ini adalah bisnis pertanian jangka panjang yang fokusnya adalah menanam aren. Ya menanam aren untuk kesejahteraan. Mengapa aren? inilah rahasianya.
Aren ( arenga pinnata) sesungguhnya adalah pohon emas yang jika dibudidayakan secara benar akan mengubah nasib bangsa Indonesia. Aren akan mampu meningkatkan kesejahteraan petani dengan berbagai produk yang dihasilkan mulai dari gula hingga bioethanol. Aren juga mampu menjadi alternative energi di masa depan.
aren
Menurut perhitungan ahli aren dari Nunukan, satu hektar kebun aren dapat ditanam 200 pohon. Katakanlah yang produksi 100 pohon saja, dan satu pohon meneteskan minimal 15 liter nira, maka dihasilkan 1500 liter nira perhari atau Rp3 juta perhari, atau 90 juta perbulan atau Rp 1 milyar lebih pertahun pada tahun keenam. Begitu seterusnya sampai masa produksi aren hingga sekitar usia 15 atau 20 tahun. Dengan demikian aren sangat menjanjikan untuk menciptakan kesejahteraan rakyat.
Sekarang tidak perlu berhektar-hektar. Mulai saja dari yang kecil, katakanlah 20 pohon setiap orang. Dalam waktu lima atau enam tahun, ada 10 pohon yang produksi 150 liter perhari maka dapat dihasilkan 300 ribu perhari dari jual nira Rp 2000 perliter. Kalau dibuat gula dapat menghasilkan 39 kg, kalau sekilogram gula dijual Rp 6.000 maka dapat duit Rp 234.000. Di pasaran, gula aren ada yang sudah mencapai Rp 9.000, sehingga 39 kg dapat terjual Rp 351.000. Ini penghasilan perhari dari 10 pohon aren!
Bibit aren
Menanam pohon Aren sesungguhnya tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus (Hatta-Sunanto, 1982) sehingga dapat tumbuh pada tanah-tanah liat, berlumur dan berpasir, tetapi aren tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya tinggi (pH tanah terlalu asam). Aren dapat tumbuh pada ketinggian 9 – 1.400 meter di atas permukaan laut. Namun yang paling baik pertumbuhannya pada ketinggian 500 – 800 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan lebih dari 1.200 mm setahun atau pada iklim sedang dan basah
Batang pohon Aren yang baik harus besar dengan pelepah daun merunduk dan rimbun Sampai saat ini tanaman Aren yang tumbuh dilapangan dikategorikan dalam 2 aksesi yaitu Aren Genjah (pohon agak kecil dan pendek) dengan produksi nira antara 10 -15 liter/tandan/hari, dan Aren Dalam (pohon besar dan tinggi) dengan produksi nira 20 – 30 liter/tandan/hari. Untuk pohon induk dianjurkan adalah aksesi Dalam.
Isyarat Sunan Bonang
Revolusi aren menjadi emas merahnya rakyat, sesungguhnya telah diisyaratkan oleh Sunan Bonang, salah seorang Walisongo yang hidup pada tahun 1465 – 1525 M di Tuban Jawa Timur. Dalam sebuah legenda, Sunan Bonang hendak dirampok oleh Lokajaya (belakangan berubah menjadi Sunan Kalijaga). Sunan Bonang hanya berkata “ambil saja itu emas bergelantungan” sambil menunjuk buah kolang kaling yang bersinar warna keemasan.
Selama ini tidak ada orang yang mampu menafsirkan apa makna emas dari kolang-kaling aren itu. Selama ini pohon aren hanya diambil kolang-kalingnya pada bulan ramadhan. Ijuknya untuk tali dan atap rumah, batangnya untuk dibuat tepung, dsb.
Baru setelah lima ratus tahun berlalu, para ahli mampu menguak misteri emas kolang kaling aren ini, yakni dari kandungan nira aren itu.
Itulah sebabnya, Ketua Umum HKTI Prabowo Subianto, akan segera mengembangkan bioetanol dalam skala industri, untuk mengatasi krisis energi yang 18 tahun lagi minyak bumi kita akan habis.
Selaku Capres beberapa waktu lalu, Prabowo juga berjanji akan membuka 4 juta hektar kebun aren untuk mengatasi energi, dan yang juga akan menyerap tenaga kerja 24 juta orang.
GERTAK 2015
Persoalannya sekarang adalah sosialisasi soal emas merahnya aren masih terbatas sehingga belum mampu menggerakkan petani ataupun pemilik tanah untuk menanam aren. Kedua, masih jarang petani yang membudidayakan bibit sehingga untuk melakukan revolusi aren tidak dapat cepat. Kalaupun ada yang membudidayakan bibit, harganya sangat mahal. Satu benih kualitas “aren dalam” harganya Rp10 ribu (produksi nira mencapai 20 hingga 40 liter/hari/pohon), sedangkan aren genjah hanya Rp3,500 (produksi nira maksimal 15 liter perhari/pohon). Ketiga, dukungan pemerintah juga kurang sehingga gerakan menanam aren mengalami hambatan.
Atas dasar inilah, ada sebuah LSM bernama Komunitas Masyarakat Desa Mandiri (KMDM) sebagai lembaga swadaya masyarakat yang berpusat di Jakarta dan memiliki cabang di Banjarnegara, Kebumen dan Purbalingga, bermaksud menggerakkan warga menanam Aren. Satu desa, minimal ada 40 orang warga menanam Aren di kebunnya, masing-masing menanam sebanyak 20 pohon.
Target utama gerakan ini adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat petani aren. Petani akan mendapatkan nilai tambah aren untuk kesejahteraan setidaknya setiap bulan akan menghasilakan tambahan pendapatan Rp5 juta hingga Rp 9 juta perbulan dari 10 – 20 pohon aren.
Inilah yang dinamakan sebagai Gerakan Tanam Aren Untuk Kesejahteraan (Gertak 2015), yakni sebuah ikhtiar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa pada tahun 2015, bersamaan dengan target MDGs yang berusaha mengakhiri setengah kemiskinan dunia pada tahun 2015.
Tak perlu khawatir
Jadi untuk kekhawatiran seperti dikatakan Sonik Jatmiko dari Purwokerto, program agribisnis jangka panjang sering ditinggalkan pengurusnya, tidak akan terjadi di sini. Mengapa? Karena ide dasarnya dari masyarakat sendiri. Masyarakat yang perlu meningkat kesejahteraannya, sehingga mereka mau menanam untuk anak cucunya sendiri. Kalaupun tidak ada pabrik gula atau pabrik bio etanol didirikan, mereka secara tradisional dapat membuat gula aren. Kalau tidak bisa, ribuan orang seberang siap membeli nira aren segar untuk dibuat tuak. Saya sudah ngobrol dengan pak Simamora yang tinggal di Depok. Katanya, dia sudah menanam ratusan pohon aren di Jonggol. Satu pohon tiap hari disadap dan dijual niranya sebagai tuak. Dia bahkan berani membeli pohon aren untuk disadap niranya Rp1 juta sebulan per pohon. Luaaaar biasa bukan? MARI BERGABUNG BERSAMA GERTAK 2015, KALAU TIDAK KITA YANG AKAN DIGERTAK OLEH BANGSA LAIN!
Pohon aren yang siap disadap niranya menjadi emas …

5 Comments »

  1. Betul mas saya dari sulawesi barat sudah mulai penanaman benih sejak awal 2011 dan siap tanam pada musim penghujan kira kira bulan oktober sebanyak 2000 pohon dan saya akan bagikan kepetani dan alhamdulillah petani merespon mala ada yang berikan lahannya untuk ditanami seluas 2 hektar/petani.MARI MEMAJUKAN PETANI DEMI KEMAKMURAN
    Comment by m.jalias.djafar — July 26, 2011 @ 7:18 am
  2. Pak Syaefurahman saya baru baca dan tertarik dengan wawasan yang bpk sampaikan,terus terang sewaktu saya jalan dengan adikke suatu tempat di jatim bicara tentang bagai mana kita bisa meningkatkan tarap hidupdengan mengolah pertanian.
    Terus terang saya saya bicara mengenai Aren(bioethanol) kususnya tapitidak mengerti sama sekali lalu sampai dirumah saya bukabuka cari informasi lewat Internet ini’ harapan saya saya dapat wawasan dan mencoba untuk bisa berhasil.
    Demikian disampaikan Insya Alloh bapakdapat membantu saya Amindan sebelumnya saya ucapkan terima kasih.
    Comment by Kuswit — October 20, 2011 @ 8:40 pm
  3. Mohon info untuk bibit bisa di peroleh dimana, karena saya sangat tertarik untuk mengembangkan aren genjah dan aren var dalam di daerah saya di bengkulu. Untuk segala informasinya saya ucapkan terima kasih. Rizal di jakarta
    Comment by Rizal Gustriwana — October 21, 2011 @ 10:10 am
  4. Tolong info nya via email saya dimana saya bisa beli bibit aren genjah..
    Makasih pak
    wassl
    syn
    Comment by suyono — January 17, 2012 @ 10:51 am
  5. Pak Syaefurahman, perkenalkan nama saya Satria dari sukorejo Jawa tengah. Setelah membaca artikel bapak, saya tertarik untuk menanam aren genjah, mohon informasi untuk bibit aren genjah bisa saya di peroleh dimana?. Untuk segala informasinya saya ucapkan terima kasih. Salam
    Comment by Satria — January 25, 2012 @ 4:48 am

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a Reply

Follow

Get every new post delivered to your Inbox.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar