Senin, 08 Oktober 2012

Aren dan Jusuf Kalla Jusuf Kalla: Teknologi Tinggi Kurangi Jumlah SDM

Aren dan Jusuf Kalla

Jusuf Kalla: Teknologi Tinggi Kurangi Jumlah SDM

Kunjungi Industri Pati Aren

Sumber: http://www2.kompas.com/Rabu, 28 Mei 2003
Klaten, Kompas – Penggantian teknologi tradisional menjadi teknologi tinggi dengan mesin akan mengurangi jumlah sumber daya manusia serta perannya dalam usaha kecil dan menengah (UKM). Salah satu pemecahannya, UKM harus tetap memakai teknologi yang ada, sehingga bisa menyerap SDM lebih banyak.
Demikian diungkapkan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Jusuf Kalla, Selasa (27/5), saat berkunjung ke Koperasi Industri Pati Aren Yakin Maju di Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten.
“Persoalannya, kalau mereka dikasih teknologi lebih baik dengan ditambah modal tinggi, apakah dengan ongkos baru itu harga bisa tetap? Kalau dikasih teknologi lebih tinggi, pasti akan mengurangi tenaga kerja manusia,” kata Jusuf Kalla.
Salah satu pemecahan permasalahan teknologi ini, lanjut Menko Kesra, dengan menambah peralatan mesin pengering modern bila musim hujan tiba. Selama ini proses pengeringan tepung pati aren masih mengandalkan sinar matahari.
Kalla juga mengkhawatirkan bila menggunakan teknologi, berbagai macam produksi aren yang diolah menjadi tepung pati aren (tepung hunkwee), mi soun, dan pati basah akan menjadi mahal harganya dan tidak laku. Selain itu, tenaga kerja yang dibayar Rp 10.000 per hari juga akan dipecat dan malah menimbulkan pengangguran.
Meskipun begitu, lanjutnya, perbankan hendaknya berperan membantu permodalan UKM agar bisa mengembangkan usahanya dengan mempertahankan teknologi yang ada.
“Perbankan harus terjun ke bawah. Perbankan sekarang ini harus lebih memperhatikan usaha kecil seperti ini dan jalannya teknologi tetap seperti ini,” katanya lagi.
Lurah Daleman Madi Hartono mengungkapkan, selama ini yang menjadi kendala anggota koperasi yang berjumlah 22 orang itu adalah terbatasnya permodalan, belum adanya mesin untuk penghancur batang aren dan belum adanya jaringan telekomunikasi. Ini menyulitkan perajin untuk memasarkan hasil produknya.
Harga mesin penghancur batang aren sangat mahal, yaitu sekitar Rp 1,5 miliar. (sie)

Leave a Comment »

No comments yet.
RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a Reply

Follow

Get every new post delivered to your Inbox.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar