Minggu, 07 Oktober 2012

aren:mutu,aren dalam&arengenjah

Senin, 01 Oktober 2012

Cara Pekebun Aren di Balung River Tawau mengamankan mutu Nira Aren



Cara Pekebun Aren di Balung River Tawau mengamankan mutu Nira Aren

Oleh : Ir. H. Dian Kusumanto


Inilah salah satu oleh-oleh kami yang cukup menarik untuk para pembaca blok kebun aren ini.  Oleh-oleh dari berkunjung ke kebun Aren milik Balung River Eco Resort di Tawau Sabah Malaysia.  Kita boleh saja belajar dari mana-mana.  Yang penting untuk kebaikan dan manfaat, khususnya dipersembahkan buat para petani Aren Indonesia.

Rasanya praktek petani Aren yang bekerja di sana boleh untuk diungkapkan cara kerjanya.  Sebenarnya praktek ini dibawa oleh para pekerja dari tempat asalnya sendiri.  Para pekerja kebun Aren di sana ternyata dari Indonesia juga, tepatnya dari Sulawesi Selatan.  Kebanyakan pekerja kebun Aren yang bekerja di sana adalah dari Kabupaten Sidrap atau Enrekang.   Ternyata kita belajar dengan bangsa sendiri, tetapi belajarnya di Malaysia.

Yang unik adalah wadah Jerigen penampungan nira Aren itu bergandengan atau disatukan dengan botol plastik.  Mulut Jerigen ketemu dengan mulut botol plastik seperti gambar berikut ini.

Jerigen yang dipakai di gambar ini adalah yang ukuran 10 literan.   Sedangkan botol plastik yang dipakai adalah bekas minuman bersoda ukuran 1,5 liter.

Coba gambar itu diperhatikan.   Ternyata mulut botol dan mulut jerigen itu saling terjepit dan saling lengket karena tutup dari Jerigen yang dipasang.  Kalau tutup Jerigen itu dibuka, maka botol juga ikut terlepas.  Pelepasan itu dilakukan kalau Jerigen dan botol plastik ini akan dicuci.

Pencucian Jerigen dan botol itu harus selalu dilakukan untuk menjaga wadah selalu bersih dari bekas Nira  yang mungkin masih menempel.   Jika di dalam botol atau Jerigen itu masih tersisa bekas nira Aren maka itu yang bisa menyebabkan Nira lebih cepat terfermentasi.  Oleh karena itu Jerigen dan botol plastik itu harus dicuci dengan air bersih.









Nah yang unik lagi adalah bahwa botol plastik itu dilubangi.  Ternyata lubang itu nanti akan dimasuki oleh ujung tandan yang sudah disadap atau disayat.  Sehingga botol dan jerigen itu nanti posisinya adalah tergantung diujung sadapan tandan bunga yang mana nira akan mengalir disana.  Jadi fungsi botol itu adalah tempat ujung sadapan dilindungi dari kemungkinan kena kotoran dan air hujan.  Selain itu juga lubang di botol akan dimasuki oleh ujung sadapan sebagai tempat bergantungnya Jerigen.

Lho kok bisa kuat ya?!
Coba Anda perhatikan lagi.   Selain Jerigen dan botol, kan ada seutas tali yang terikat di pegangan Jerigen.   Tali plastik inilah yang berfungsi untuk menyokong kekuatan dari botol plastik yang digantungkan tadi.  Gambarnya seperti ini....


  
Pada saat lubang botol dimasuki ujung tandan, tentu saja lubang botol plastik  ini terlalu lemah nanti kalau Jerigen sudah berisi nira.  Karenanya tali plastik itu memang sudah diukur dengan pas panjangnya.  Tali diregangkan di pantat botol plastik untuk memberi kekuatan.  Makanya ukuran tali itu harus pas, sehingga pantat botol plastik itu benar-benar ditahan oleh tali plastik itu.
Hingga nira yang di Jerigen itu penuh dengan ukuran 10 literan,  lubang botol yang dikuati dengan tali plastik tadi masih bisa menopang nira yang sudah penuh terkumpul.  Dan ternyata tali plastik itu juga sudah dirancang enak untuk dipikul dari kebun Aren ke tempat pengolahan gula.
Dan ternyata botol itu tetap melekat dan berfungsi untuk pelindung dari curah hujan.



 Lubang yang dibuat di permukaan boto  itu untuk pelindung tandan yang disadap.   Di lubang botol inilah ujung tandan yang disadap itu bersembunyi agar mutu nira Aren juga selalu bersih.


Nah.... kalau Sabuk pengkait ini berfungsi sebagai tempat cantholan tali Jerigen, sehingga Jerigen yang terisi nira itu digantung.  Kayu pengkait ini dibuat dari potongan bambu yang kuat, dirangkai dengan 'Sabuk' alias ikat pinggang yang terbuat dari rajutan yang sangat kuat.  Jadi,  para perajin itu pada saat menuruni pohon dengan membawa Jerigen yang berisi Nira digantung untuk dibawa turun.  Demikian juga pada saat para perajin ini naik ke atas pohon dengan membawa Jerigen kosong,  maka jerigen kosong ini pun akan digantungkan di sana.

Itu dulu sekelumit pelajaran dari Balung River Eco Resort tentang alat tradisional pengaman Nira yang berfungsi juga sebagai wadah penampung yang bisa dipraktekkan.

Terima kasih.

MENJAGA MUTU NIRA AREN UNTUK GULA AREN BERMUTU










MENJAGA MUTU NIRA AREN  UNTUK  GULA AREN BERMUTU
Oleh :  Ir. H. Dian Kusumanto
Sore itu saya sedang asyik membuka-buka FB dan kemudian menjadi asyik karena ada pesan masuk di inbox.   Ternyata dari teman FBku yang bernama Eman Sulaeman.   Dan terjadilah dialog seputar gula aren.  Begini dialognya….

halo pak....salam kenal
Halo Pak Eman... salam kenal juga! Apa kabar?! Bapak dimana?
saya dari pandeglang, banten...pengen bnyk belajar ttg aren dr bapak
Waduh.... kok begitu. Di Pandegelang Banten sudah banyak suhunya kan Pak?!
koperasi kami baru mo mulai kmrn kita uji coba buat 20kg...belajar dr pak aan hariang lebak
Ini coba buat apa Pak? Gula Cetak, apa gula semut?
gula semut pak...pandeglang blm ada bru gula cetak aja yg ada
Kalau boleh tahu.. alatnya dari mana Pak?
blm punya alat..kmrn kita numpang olah ke rangkas
ke tmpt pengolahan gula jaher labeur jahe
Ooo gitu... kalau 2o kg itu dari nira berapa liter Pak?
wadduuh brp yaa...soalnya kita mnta petani buat sampe jadi butiran kasar
mo tnya klo olah pakai mesin giling tepung gmn ya pak..?
Ada juga sih yang pakai itu, tapi kemudian diayak lagi..... Bisa juga !
Tapi gilingan tepung itu kan juga sudah ada saringannya.... Tinggal saringannya yang disesuaikan ukurannya..
Tapi yang jelas gulanya harus kering sekali sebab kalau nggak bisa lengket kan??
iya betul...
kita sdng pelajari faktor penentu mutu gula aren...mulai dr jenis tanaman sampai cara penyadapan dan pemasakan...klo ada referensi tolong dibagi ya paak..
Karena sampean masih lebih muda dari saya... biar kupangil Mas saja ya?!!
iyaaa pak...
Sebenarnya mutu gula aren itu sangat dipengaruhi oleh mutu niranya..... Nira yang bermutu, diolah dengan cara yang baik pasti akan menghasilkan gula aren yang bermutu juga....
Nah berarti, bagaimana kita menjaga nira tetap bermutu itu langkah yang pertama.... bagaimana Mas Eman?!
betull...apakah nira yg bermutu itu trgantung dr jenis aren ??
bgmna perlakuan kita utk menjaga mutu aren..?
maaf klo bnyk tanya...maklum lg semangat blajar aren
Yang paling penting yang harus dijaga supaya mutu nira baik itu pertama kebersihannya, kedua menjaga agar tidak terjadi fermentasi yang berlebihan..
Menjaga kebersihan nira itu misalnya dengan menggunakan wadah yang bersih, dijaga dari kemungkinan air hujan, kotoran atau hewan yang memasuki nira.
Makanya pisau sadap itu nggak boleh ganti-ganti sembarangan. Harus tetapdijaga biar tetap steril...
utk menjaga agar tdk terjadi fermentasi berlebihan gmn pak..?
Sebenarnya adalah Pipanisasi Nira... sehingga nira begitu keluar dari luka sayatan sadap terus menetes dan mengalir terus menerus menuju pipa dan lanjut ke penampungan.
Yang selama ini dipraktekkan adalah dengan menampungnya dulu di dalam suatu wadah. Wadahnya bisa bambu atau botol plastik. Pagi ditampung sore diambil, sore ditampung pagi diambil. Tentu saja nira akan mengalami fermentasi karena dia sudah berada di wadah itu antara 10 - 14 jam...
ooo....ok thanks...nanti dilanjut maghrib dlu...makasih bnyk ya pak...
Oh ya... silakan maghriban dulu.... trimakasih sudah ngobrol...
 
Obrolan pun ditutup karena Kang Eman mau sembahyang Maghrib.  

Warga Kandolo Kutim Sebut Aren Genjah Berkah Ilahi

Warga Kandolo Kutim Sebut Aren Genjah Berkah Ilahi

Masyarakat Desa Kandolo tak pernah menyangka bakal memutar haluan dalam usaha pertanian mereka. Awalnya, Desa Kandolo menjadi salah satu sentra perkebunan kakao di Kaltim.

Namun tak dinyana, serangan massif hama penggerek buah merontokkan budidaya kakao di desa tersebut. Era kakao pun runtuh. Banyak warga yang begitu kebingungan untuk mencari cara meraih pundi-pundi pencaharian.

Namun sebuah peristiwa tak terduga pun terjadi. Selang beberapa lama produksi kakao anjlok, tanaman aren kecil mulai marak di desa tersebut. Perlahan namun pasti, tanaman aren yang tumbuh secara alamiah kian merebak di desa tersebut.

"Setelah banyak pertimbangan, akhirnya warga beralih usaha menjadi petani aren. Air nira yang terhimpun diolah menjadi gula merah dan gula serbuk," kata salah satu anggota Kelompok Tani Nyiur Melambai, Hadrah.





Hadrah mengatakan tanaman aren di desa itu tumbuh secara alamiah tanpa pernah ditanam. Merasakan nilai potensial tanaman aren, hampir 90 persen warga sekitar pada perkembangannya memilih mengelola aren.

"Alhamdulillah. Semoga tanaman ini menjadi berkah untuk seluruh warga desa ini," kata Hadrah. Hasil penjualan gula kini semakin bagus, bahkan sudah menembus beberapa daerah di Kaltim. (*)

Sumber : http://id.berita.yahoo.com/warga-kandolo-kurim-sebut-aren-genjah-berkah-ilahi-011221172.html

Aren dalam dan Aren Sedang bisa menjadi Aren Genjah ???



Aren dalam dan Aren Sedang bisa menjadi Aren Genjah ???
Oleh : Ir. H. Dian Kusumanto
Pada tanggal 28 dan 29 September 2012 yang lalu penulis bersama Pak Hartono Suryadi dan Pak Wendiyanto Sutopo melancong ke perkebunan Aren di Balung River Eco Resort Tawau Sabah Malaysia.   Seusai Seminar Nasional Aren yang berlangsung selama 2 (dua) hari sebelumnya, yaitu 26 dan 27 September 2012,  kami langsung melanjutkan perjalanan kesana melalui Kota Tarakan dengan naik Pesawat Mas Wing Air ke Tawau Sabah Malaysia.
Perkebunan Aren di Balung River Eco Resort adalah bagian kecil dari 3.500 acre lahan yang dimiliki tempat wisata alam di Tawau ini.  Dari Bandar Tawau jaraknya ada sekitar 50 km,  sekitar 30 km jalan raya besar, kemudian belok kiri masuk ke areal perkebunan sekitar 20 km.  Kami menempunya dengan kendaraan Avanza sekitar sejam saja.
Aren generasi pertama ditanam pada tahun 1993.  Artinya, tanaman generasi pertama itu sudah berumur sekitar 19 tahun.  Sebagian besar Aren generasi pertama ini sudah tidak menghasilkan lagi.  Produksinya sudah habis.  Namun sebagian kecil dari pohon-pohon generasi pertama yang sudah berumur 19 tahun ini masih juga berproduksi.  Seperti pohon digambar berikut, yang berada di pinggir lapangan terbuka resort ini.  Sederet pohon ini adalah satu generasi, yaitu generasi pertama yang sudah berumur sekitar 19 tahun.





Coba kita ‘tengok’ (cakap Malaysia),  mari kita lihat (bahasa Indonesia)  tanaman Aren di kebun generasi kedua, yaitu yang ditanam pada tahun 2006.  Artinya perkebunan generasi kedua ini baru berusia sekitar 6 (enam) tahun.











Ternyata diantara pohon yang baru berumur 6 (enam) tahun ini ada yang sudah mulai menghasilkan.  Namun jumlahnya masih sangat sedikit.   Namun pada kesempatan itu kami tidak sempat melihat dan mengambil gambarnya.  Jadi hanya pernyataan petugas kebun Bapak Moudin.  Bapak Moudin ini sebenarnya juga keturunan Indonesia, yaitu  dari Sulawesi Selatan yang bersuku Bugis.   Namun dia sudah menjadi warga Negara Malaysia.  Jabatannya dalam Balung River Eco Resort ini kelihatannya setingkat dengan Mandor.  Dia bisa memerintah beberapa bagian yang berbeda, namun dia masih mempunyai 2 tingkat atasan  yang harus dipatuhinya.
Pak Moudin ini juga kelihatan agak heran, mengapa bisa berubah lebih cepat berbuah.   Padahal baru berumur 6 tahun yang  sebenarnya diambil dari  bibit tanaman generasi pertama.   Sedangkan perubahan lainnya adalah mengapa tanamannya menjadi lebih pendek-pendek, meskipun dulu tetuanya atau induknya adalah pohon Aren yang tinggi-tinggi menjulang.  
Jarak dan Model Penanaman
Perlakuan budidaya antara pertanaman generasi  pertama tahun 1993 dengan generasi kedua tahun 2006 ada beberapa perbedaan.   Dulu pohon Aren ditanam agak rapat berjarak sekitar 5 (lima) meter  di dalam barisan.   Yang sekarang ini, Aren yang ditanam tahun 2006, ditanam dengan pola tanam segi tiga sama sisi dengan jarak antara 8 sampai 9 meter.  Model ini hampir sama dengan model penanaman Kelapa Sawit yang memang sangat banyak ditanam disana.
Tentu saja ini bisa dengan mudah dipahami.   Jika jarak antar tanaman  itu lebih rapat, maka biasanya akan lebih panjang.   Yang lebih panjang sebenarnya adalah ukuran panjangnya ruas-ruas batang.  Pada setiap ruas batang tentu terdapat satu pelepah daun dan satu titik calon tandan bunga, baik jantan maupun betina.   Jadi sebenarnya jumlah ruas batang itu sama dengan jumlah pelepah daun.   
Dan berarti sama juga dengan jumlah calon tandan bunganya.  Disebut calon tandan karena  terkadang calon tandan ini bisa tidak mampu keluar.  Jadi bisa tidak muncul tandan bunganya, dan dilompati oleh calon tandan yang berada di bawahnya.  Namun demikian bisa jadi, calon tandan yang sempat ‘dorman’ itu  bisa juga muncul  pada kesempatan yang lain, manakala potensi itu didukung oleh kondisi pertanaman.   Makanya sering juga terjadi munculnya tandan bunga yang berikutnya  itu kadang  turun, namun ada kalanya naik dan turun lagi.
Selimut Ijuk menjadi factor penentu munculnya tandan bunga jantan
Pada pohon yang sudah berumur 19 tahun ada di lapangan terbuka di kawasan Balung River Eco Resort.   Ada satu pohon  yang masih bisa diambil niranya.   Nira pohon ini keluar dari tandan bunga jantan yang berada  di bagian atas dan di bawah tandan bunga betina.   Sepertinya pohon ini baru diperlakukan dengan membuka ijuk yang menyelimuti  batang dan pelepah daunnya yang memeluk batang pohon itu.   Nampaknya nanti masih akan keluar tandan-tandan bunga jantan di bawahnya.  Dan keluarnya tandan bunga jantan yang baru itu akan  terjadi  jika selimut tebal ijuk yang sangat kuat ini dibersihkan atau dibuka.
Sedangkan pohon di sebelahnya yang sama-sama berumur 19 tahun sudah kelihatan bersih batangnya dari selimut ijuknya.   Bekas-bekas tandan bunga jantan  yang  disadap pun sudah sampai pada titik yang terendah. Sudah habis.  Pohon memang sudah diambil niranya sampai pada tandan bunga jantan terakhir yang berada hampir menyentuh tanah.   Artinya memang kalau batang pohon itu dibersihkan dari selimut ijuknya dari awal, maka pohon akan mudah terangsang untuk menginisiasi keluarnya tandan bunga jantan.  Kalau selimut ijuk ini tidak dibuka, maka inisiasi munculnya tandan bunga itu tidak akan terjadi.  Maka produksi nira juga belum bisa dimulai.
Oleh karena itu beberapa diskusi yang terjadi pagi hari itu seolah menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1.       Bahwa Aren itu rupanya bisa diperpendek umur mulai berproduksinya, meskpun dari jenis bibit yang sama.  Sepertinya sifat genjah atau dalam ini hanyalah sifat fenotip dan tidak sepenuhnya genotip.
2.       Generasi kedua Aren yang ditanam dengan jarak lebih lebar menyebabkan postur pohon Aren menjadi agak pendek.   Ini artinya bahwa keadaan areal kebun yang terbuka dari naungan  atau pohon-pohon yang lain bisa membuat pohon beruas pendek-pendek dan rapat, sehingga postur pohon pendek.
3.       Jarak tanam agak lebar juga memungkinkan mengurangi kompetisi unsur hara di dalam system perakaran dalam tanah.  Maka jika jarak tanam lebih lebar peluang tanaman Aren untuk mengumpulkan unsur hara lebih banyak, dan pohon menjadi lebih besar.
4.       Pembukaan batang pohon dari selimut ijuk bisa cepat merangsang munculnya tandan bunga (proses generative), sedangkan membiarkannya berarti bisa menunda atau menghambat terbentuknya tandan bunga.
5.       Batang pohon yang dibuka selimutnya cenderung mempunyai lingkar batang yang lebih besar dan kekar.  Batang pohon yang besar menyebabkan daun juga menjadi besar dan lebih panjang.  Demikian juga ukuran tandannya bisa menjadi lebih panjang dan lebih besar,  serta tandan biasanya lebih lunak dan lebih gampang disadap.
Bagaimana menurut Anda ??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar