Senin, 15 Oktober 2012

Wow! Potensi ekonomi laut capai US$ 1,2 triliun

Wow! Potensi ekonomi laut capai US$ 1,2 triliun

Online:  Jum'at, 22 Juni 2012 | 16:40 wib ET
JAKARTA, kabarbisnis.com: Potensi ekonomi laut Indonesia ditaksir mencapai US$1,2 triliun per tahun atau setara dengan sepuluh kali lipat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2012. Karenanya, pemerintah terus mengusung prinsip ekonomi biru (blue economy).
Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo dalam Forum Rio+20 di Rio de Janeiro, Brasil, mengatakan potensi  ekonomi laut Indonesia sekitar US$1,2 triliun per tahun.
Sharif menuturkan, ekonomi biru harus dapat mendorong keberlanjutan stok ikan, terjaminnya ekosistem dan kesehatan lingkungan, serta mendorong pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya secara efektif untuk laut dan perikanan.
Salah satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah melalui penguatan kerangka kelembagaan pemerintahan dan koordinasi kebijakan di tingkat nasional, regional dan internasional.
Pada 2013, Indonesia akan menjadi tuan rumah terkait Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) yang menitikberatkan pada ekonomi biru. Seiring dengan itu, maka prinsip ekonomi biru  akan dibawa sebagai salah satu agenda utama yang akan dibahas oleh forum APEC.
Sharif mengatakan, Indonesia menyampaikan usulan prinsip ekonomi biru dalam Forum Rio+20. Usulan prinsip ekonomi biru itu untuk mendorong kesadaran global  terhadap pengelolaan laut dan sumber daya pesisir.
Prinsip ekonomi biru dinilai tepat dalam membantu dunia untuk menghadapi tantangan perubahan iklim, ekosistem laut yang kian rentan terhadap dampak perubahan iklim dan pengasaman laut. Hal ini penting dilakukan guna mengendalikan ancaman pemanasan global seperti energi gas buang dan karbon sehingga dapat terwujud pembangunan berkelanjutan secara terpadu dan upaya pengentasan kemiskinan.
Sharif menuturkan, perubahan iklim kian semakin nyata mengancam  kehidupan dunia, seperti kenaikan permukaan laut, peningkatan suhu permukaan laut, aktivitas badai meningkat, dengan diikuti efek berbahaya dari pengasaman laut yang dapat menjadi ancaman terbesar bagi kesehatan laut.
Sharif memandang dalam menangani ekosistem terumbu karang dibutuhkan tindakan adaptasi dan mitigasi secara cepat dan tepat. "Mungkin ekosistem laut adalah yang  pertama kali runtuh tanpa adanya adaptasi dan tindakan mitigasi,"ujar Sharif dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (22/6/2012).
Dia menjelaskan ekonomi biru memiliki potensi dalam paradigma pembangunan baru dengan menerapkan model pengembangan bisnis baru yang mensinergikan antara pertumbuhan, pembangunan dan lingkungan.
Atas dasar itu, pemerintah bertekad secepatnya dapat mengadopsi konsep blue economy, mengingat tren ke depan pasca-keberhasilan implementasi konsep green economy menuju blue economy. "Negara seperti Indonesia, ekonomi hijau mutlak diperlukan, tetapi sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, menerapkan ekonomi hijau saja tidak cukup perlu dibarengi dengan konsep ekonomi biru," terang dia.
Pemerintah telah menetapkan kawasan konvervasi laut Sawu seluas 3,5 juta hektare sebagai kawasan konservasi laut. Kawasan konservasi laut ini merupakan yang terbesar di Asia Tenggara dan salah satu yang terbesar dari jenisnya di dunia.
Sampai pertengahan 2012, Indonesia telah berhasil menetapkan kawasan konservasi laut seluas  15,35 juta ha atau 76,75% dari target  yang telah ditetapkan sebesar 20 juta ha pada 2020. kbc11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar