Minggu, 07 Oktober 2012

Singkong darul hidayah: Potensi jumbo


BUDIDAY SINGKONG DARUL HIDAYAH

Singkong darul hidayah: Potensi jumbo (1)


Komentar
Telah dibaca sebanyak 1028 kali
Singkong darul hidayah: Potensi jumbo (1)
Singkong darul hidayah merupakan singkong raksasa varietas unggul. Disebut singkong raksasa karena per batangnya bisa menghasilkan bobot umbi 10 kali lipat dari singkong biasa. Setiap satu hektare lahan bisa menghasilkan ubi kayu hingga 100 ton. Lantaran kelebihannya itu, banyak orang tertarik membudidayakannya.

Singkong merupakan tanaman yang sangat populer di seluruh dunia, khususnya di negara-negara tropis. Di Indonesia, singkong sering juga disebut sebagai ubi kayu atawa ketela pohon.

Seperti tanaman lainnya, singkong juga mempunyai banyak varian. Salah satunya yang mulai populer di Tanah Air adalah singkong darul hidayah.

Singkong varietas ini sering disebut singkong raksasa karena per batangnya bisa menghasilkan bobot umbi hingga 10 kali lipat dari singkong biasa. Mendapat nama Darul Hidayah lantaran penemunya pimpinan Pondok Pesantren Darul Hidayah di daerah Tulang Bawang, Lampung Tengah.

Singkong raksasa varietas darul hidayah sudah mendapat pengesahan resmi dari Menteri Pertanian pada tahun 1998. Dan, mendapat pengakuan dari Badan Benih Nasional sebagai singkong unggul berkualitas baik.

Potensi panen per hektarenya bisa mencapai 102,1 ton ubi segar dengan kadar pati 25% - 30%. Karena kelebihannya itu, banyak orang tertarik membudidayakannya.

Apalagi, permintaan umbi singkong ini terus baik di pasaran. "Baru sekitar 1,5 tahun terakhir permintaam umbi singkong ini tinggi di pasaran," kata Soekardi, petani singkong darul hidayah di Tigaraksa, Tangerang, Banten.

Lantaran permintaannya tinggi, harga umbi singkong darul hidayah kini mencapai Rp 800 kilogram (kg) di pasar. Sebelumnya, harga singkong ini paling Rp 300 sampai Rp 500 per kg.

Menurut Soekardi, permintaan umbi singkong ini tinggi karena multimanfaat. Singkong ini bisa dibuat berbagai makanan olahan, seperti tapai, combro, getuk, hingga bahan baku industri, semisal cips, gaplek, tapioka, dan bioetanol.

Soekardi sendiri sudah membudidayakan singkong darul hidayah sejak tahun 2010 di lahan seluas 60 hektare. Saat ini, pelanggannya kebanyakan pelaku industri rumahtangga.

Dari pengalamannya selama membudidayakan singkong ini, tiap 1 hektare lahan bisa menghasilkan 100 ton umbi singkong. Hasilnya sangat maksimal lantaran setiap satu pohon bisa menghasilkan minimal 15 kilogram umbi.

Singkong ini sudah bisa dipanen dalam waktu 12 bulan sejak ditanam. Dan, dalam sekali panen saja, Soekardi bisa meraup omzet minimal Rp 80 juta.

Selain umbi, ia juga menjual bibit singkong darul hidayah. Bibit singkong ini dia jual per setek dengan harga mulai Rp 350 sampai Rp 500. "Setiap 1 hektare lahan butuh sekitar 7.000 setek bibit," ujarnya.

Budidaya singkong ini juga ditekuni Siswanto asal Pugung Raharjo, Lampung Timur. Ia mulai fokus menekuni budidaya singkong ini sejak tahun 2007 di lahan seluas 20 hektare.

Sekali panen, ia bisa mendapat omzet minimal 150 juta. Dia menjual singkong itu ke Jawa, seperti Jawa Timur dan Jakarta. "Permintaannya tinggi," katanya.


(Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar