Potensi Tanaman Aren (Arenga pinnata)
this text appears on a new server.
Sebarkanlah kebaikan...
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun." (HR. Shahih Muslim)
Potensi Tanaman Aren (Arenga pinnata)
Tanaman aren memiliki potensi ekonomi yang tinggi karena hampir semua bagiannya dapat memberikan keuntungan finansial. Buahnya dapat dibuat kolangkaling yang digemari oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Daunnya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan tangan dan bisa juga sebagai atap, sedangkan akarnya dapat dijadikan bahan obat-obatan. Dari batangnya dapat diperoleh ijuk dan lidi yang memiliki nilai ekonomis. Selain itu, batang usia muda dapat diambil sagunya, sedangkan pada usia tua dapat dipakai sebagai bahan furnitur.
Namun dari semua produk aren, nira aren yang berasal dari lengan bunga jantan sebagai bahan untuk produksi gula aren adalah yang paling besar nilai ekonomisnya. Dalam gambar pohon industri (Gambar 1) adalah beberapa produk turunan dari aren yang berpotensi untuk dikembangkan (Bank Indonesia, 2008).
Potensi/manfaat yang dapat dihasilkan dari tanaman aren (Arenga pinnata) ini, yaitu :
Allahu A'lam. Allah Maha Mengetahui.
Semua kesalahan yang ada di blog ini datangnya dari kesalahan dan lalainya manusia (saya sendiri), mohon koreksinya kalau dirasa ada yang salah.
Related posts:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun." (HR. Shahih Muslim)
Potensi Tanaman Aren (Arenga pinnata)
Tanaman aren memiliki potensi ekonomi yang tinggi karena hampir semua bagiannya dapat memberikan keuntungan finansial. Buahnya dapat dibuat kolangkaling yang digemari oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Daunnya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan tangan dan bisa juga sebagai atap, sedangkan akarnya dapat dijadikan bahan obat-obatan. Dari batangnya dapat diperoleh ijuk dan lidi yang memiliki nilai ekonomis. Selain itu, batang usia muda dapat diambil sagunya, sedangkan pada usia tua dapat dipakai sebagai bahan furnitur.
Namun dari semua produk aren, nira aren yang berasal dari lengan bunga jantan sebagai bahan untuk produksi gula aren adalah yang paling besar nilai ekonomisnya. Dalam gambar pohon industri (Gambar 1) adalah beberapa produk turunan dari aren yang berpotensi untuk dikembangkan (Bank Indonesia, 2008).
Potensi/manfaat yang dapat dihasilkan dari tanaman aren (Arenga pinnata) ini, yaitu :
- a. Gula Merah dan Gula Semut
Satu tongkol bunga dapat menghasilkan 4-5 liter nira (dua kali penyadapan), tergantung dari tingkat kesuburan pohon aren tersebut (Sunanto, 1993).
Pohon seperti ini dapat lebih menguntungkan karena pada satu pohon dapat disadap beberapa tongkol bunga jantan setiap harinya. Karena banyaknya nira, maka bumbung sebaiknya dibuat dari bambu jenis petung atau ori. Nira aren segar lebih jernih dan sedikit lebih kental jika dibandingkan dengan nira kelapa segar.
Nira mempunyai sifat mudah menjadi asam karena adanya proses fermentasi oleh bakteri Saccharomyces sp. Oleh karena itu nira harus segera diolah setelah diambil dari pohon, paling lambat 90 menit setelah dikeluarkan dari bumbung.
Gula merah aren dibuat dari tanaman aren.
Nira ini dihasilkan dari penyadapan tonggol (tandan) bunga jantan. Jika
yang disadap tonggol bunga betina, maka akan diperoleh nira yang tidak
memuaskan baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Setiap tongkol
bunga jantan dapat disadap selama 3-4 bulan, yaitu sampai tongkolnya
habis atau mengering. Nira hasil sadapan selama periode ini, mula-mula
jumlahnya sedikit kemudian jumlahnya meningkat sampai pertengahan masa
sadap dan akhirnya kembali jumlahnya sedikit. - b. Pembuatan Tuak dan Cuka
Di banyak daerah di Indonesia, nira difermentasi menjadi semacam minuman beralkohol yang disebut tuak atau di daerah timur juga disebut saguer. Tuak ini diperoleh dengan membubuhkan satu atau beberapa macam kulit kayu
atau akar-akaran (misalnya kulit kayu nirih (Xylocarpus) atau sejenis manggis hutan (Garcinia)) ke dalam nira dan membiarkannya satu sampai beberapa malam agar berproses. Bergantung pada ramuan yang ditambahkan, tuak yang dihasilkan dapat berasa sedikit manis, agak masam atau pahit (Wikipedia, 2009).
Nira aren yang manis jika dibiarkan masih tetap di dalam bumbung bambu akan mengalami proses fermentasi, karena di dalam nira terdapat bakteri saccharomyces tuac. Nira yang sudah mengalami fermentasi ini disebut dengan tuak yang mempunyai kadar etanol 4%. Tuak ini dijadikan lebih kental dan
berwarna putih seperti susu encer, mempunyai rasa sedap agak sepet dan tidak pahit. Agar kadar alkoholnya dapat meningkat maka tempayan tersebut ditutup rapat sehingga oksigen dari udara luar tidak masuk.
Dan minuman tuak ini tentu saja diharamkan, karena termasuk ke dalam jenis khamr (yang memabukkan).
Namun, jika proses fermentasi tersebut dibiarkan berlangsung terus, akan terbentuk asam cuka yang rasanya asam (Sunanto, 1993). - c. Kolang-Kaling
Biji yang sudah direbus tersebut kemudian direndam dengan larutan air kapur selama beberapa hari sehingga terfermentasikan. Selain memiliki rasa yang menyegarkan, mengkonsumsi kolang kaling juga membantu memperlancar kerja saluran cerna manusia. Kandungan karbohidrat yang dimiliki kolang kaling bisa memberikan rasa kenyang bagi orang yang mengkonsumsinya, selain itu juga menghentikan nafsu makan dan mengakibatkan konsumsi makanan jadi menurun, sehingga cocok dikonsumsi sebagai makanan diet (Wikipedia, 2009).
Tiap biji buah tanaman aren mengandung 3 biji buah, yang bentuk bijinya jika sudah tua seperti biji salak yang mendekati bentuk satu siung umbi bawang putih, kulit bijinya berwarna hitam kecoklat-coklatan dan keras. Buah aren yang setengah masak, kulit biji buahnya tipis, lembek dan berwarna kuning ; inti biji (endosperm) berwarna putih agak bening dan lunak.
Dari inti biji buah aren setengah masak itu dapat dibuat kolang-kaling.
Kolang-kaling (buah atap) adalah nama cemilan kenyal berbentuk
lonjong dan berwarna putih transparan dan mempunyai rasa yang
menyegarkan. Kolang-kaling yang dalam bahasa Belanda biasa disebut
glibbertjes, dibuat dari biji pohon aren (Arenga pinnata) yang berbentuk
pipih dan bergetah. Untuk membuat kolang-kaling, para pengusaha
kolang-kaling biasanya membakar buah aren sampai hangus, kemudian
diambil bijinya untuk direbus selama beberapa jam. - d. Tepung Aren Tanaman aren yang sudah disadap atau berumur tua, batang pohonnya sudah tidak mengandung pati/tepung. Pengusaha tepung aren sudah berpengalaman dalam meramalkan atau menduga banyak sedikitnya tepung aren yang terkandung dalam batang suatu tanaman aren.
- e. Pemanfaatan Batang dan Limbah Batang Tanaman Aren
Batang
Tanaman aren yang berumur tua, ditandai dengan tumbuhnya bunga yang dekat dengan permukaan tanah tempat tanaman aren tumbuh. Dari batang tanaman ini dapat diproduksi berbagai macam barang, baik barang untuk bangunan maupun peralatan rumah tangga. Kayu batang tanaman aren sangat keras dan kuat. Kayu batang pohon tanaman aren yang sudah berumur tua dapat digunakan sebagai bahan bangunan seperti misalnya : kusen-kusen, pintu dan jendela, talang air dan lain sebagainya.
Pemanfaatan Limbah Batang
1. Ampas serbuk, limbah serbuk yang diperoleh dari serbuk yang sudah diambil tepungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kebutuhan. Serbuk tersebut dapat dipisahkan menjadi tiga macam yaitu serbuk-serbuk kecil, serbuk-serbuk besar dan serat-serat panjang. Secara sederhana, keseluruhan serbuk tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar, pupuk organik pada tanaman dan dapat memperbaiki struktur tanah.
2. Kulit batang, dapat digunakan sebagai bahan bakar sehingga mempunyai nilai ekonomi jika dijual. Sebagai kulit batang pada pangkal batang tanaman aren sangat keras karena umumnya lebih tua dari pada batang bagian atas. Kulit batang yang keras ini dapat digunakan untuk membuat tangkai kampak, tangkai cangkul dan lainnya.
Allahu A'lam. Allah Maha Mengetahui.
Semua kesalahan yang ada di blog ini datangnya dari kesalahan dan lalainya manusia (saya sendiri), mohon koreksinya kalau dirasa ada yang salah.
Related posts:
Facebook Comments:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar