Potensi Perikanan
OPINI | 27 June 2011 | 14:15 Dibaca: 1708 Komentar: 0 Nihil
Perikanan adalah suatu kegiatan
perekonomian yang memanfaatkan sumber daya alam perikanan dengan
menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan manusia
dengan mengoptimalisasikan dan memelihara produktivitas sumber daya
perikanan dan kelestarian lingkungan. Sumber daya perikanan dapat
dipandang sebagai suatu komponen dari ekosistem perikanan berperan
sebagai faktor produksi yang diperlukan untuk menghasilkan suatu output
yang bernilai ekonomi masa kini maupun masa mendatang. Disisi lain,
sumber daya perikanan bersifat dinamis, baik dengan ataupun tanpa
intervensi manusia. Sebagai ilustrasi, pada sumber daya perikanan
tangkap, secara sederhana dinamika stok ikan ditunjukkan oleh
keseimbangan yang disebabkan oleh pertumbuhan stok, baik sebagai akibat
dari pertumbuhan individu (individu growth) maupun oleh perkembangbiakan (recruitment)
stok itu sendiri. Dengan keterbatasan daya dukung lingkungan sumber
daya di suatu lokasi, maka stok ikan akan mengalami pengurangan sebagai
akibat dari kematian alami (natural mortality) sampai
keseimbangan stok ikan sesuai daya dukung tercapai. Adanya intervensi
manusia dalam bentuk aktivitas penangkapan pada hakekatnya adalah
memanfaatkan ‘bagian’ dari kematian alami, dengan catatan bahwa
aktivitas penangkapan yang dilakukan dapat di’kendali’kan sampai batas
kemampuan pemulihan stok ikan secara alami.
Indonesia memiliki garis pantai terpanjang
keempat di dunia dengan panjang mencapai lebih dari 95.181 kilometer
(Suara Pembaruan edisi5/2/09). Sejalan dengan arti penting
sumber daya, potensi tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
Beberapa pernyataan tentang kondisi perikanan indonesia yang dilansir
oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia nomor
kep.18/men/2011 adalah sebagai berikut
- Luas laut Indonesia 5,8 juta km2 atau 2/3 luas wilayah RI dan panjang pantai 95.181 km, akan tetapi PDB perikanan baru sekitar 3,2%.
- Potensi sumberdaya perikanan tangkap 6,4 juta ton per tahun, akan tetapi nelayan masih miskin.
- Produksi perikanan tangkap di laut sekitar 4,7 ton per tahun dari jumlah tangkapan yang diperbolehkan maksimum 5,2 juta ton per tahun, sehingga hanya tersisa 0,5 juta ton per tahun.
- Produksi Tuna naik 20,17% pada tahun 2007, akan tetapi produksi Tuna hanya 4,04% dari seluruh produksi perikanan tangkap.
- Jumlah nelayan (laut dan perairan umum) sebesar 2.755.794 orang, akan tetapi lebih dari 50% atau 1.466.666 nelayan berstatus sambilan utama dan sambilan tambahan.
- Jumlah nelayan naik terus, yaitu 2,06% pada tahun 2006-2007, sedangkan ikan makin langka.
- Jumlah RTP/Perusahaan Perikanan Tangkap 958.499 buah, naik 2,60%,akan tetapi sebanyak 811.453 RTP atau 85% RTP berskala kecil tanpa perahu, perahu tanpa motor, dan motor tempel.
- Armada perikanan tangkap di laut sebanyak 590.314 kapal, akan tetapi 94% berukuran kurang dari 5 GT dengan SDM berkualitas rendah dan kemampuan produksi rendah.
- Potensi tambak seluas 1.224.076 ha, akan tetapi realisasi baru seluas 612.530 ha.
- Potensi budidaya laut seluas 8.363.501 ha, akan tetapi realisasi hanya seluas 74.543 ha.
- Jumlah industri perikanan lebih dari 17.000 buah, akan tetapi sebagian besar tradisional, berskala mikro dan kecil.
- Tenaga kerja budidaya ikan sebanyak 2.916.000 orang, akan tetapi kepemilikan lahan perkapita rendah dan hidupnya memprihatinkan.
- Industri pengalengan ikan yang terdaftar lebih dari 50 perusahaan, akan tetapi yang berproduksi kurang dari 50% dengan kapasitas produksi maksimum sekitar 60%.
- Ekspor produk perikanan 857.783 ton dengan nilai US$ 2.300.000, akan tetapi produksi turun 7.41% pada tahun 2006-2007, bahkan volume ekspor udang turun 5.04% dan nilainya pun turun 6.06%.
Sebuah ironi bila melihat potensi sumber
daya yang besar di Indonesia dan sebuah tantangan tentang kondisi
perikanan Indonesia menurut keputusan Mentri Perikanan dan Kelautan
nomor kep.18/men/2011. Diperlukan sebuah bahwa penanaman pola pikir
bahwa sumberdaya perairan nasional memerlukan system pengelolaan yang
seimbang antara pemanfaatan dan pelestarian, karena ia rentan terhadap
kerusakan.
Sumber: Josupeit & Franz (2003) |
Tingkat Konsumsi dan Produksi Perikanan DIY, 2006
Kabupaten/
Kota
|
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
|
Konsumsi Ikan(kg/kap/th)
|
Kebutuhan Ikan(ton/th)
|
Produksi Ikan(ton/th)
|
Defisit Produk(ton/th)
|
Bantul
|
813 087
|
8.28
|
6 732
|
||
Gunung Kidul
|
760 128
|
4.50
|
3 421
|
||
Kulon Progo
|
457 779
|
8.95
|
4 097
|
||
Sleman
|
907 904
|
20.30
|
18 430
|
||
Yogyakarta
|
521 499
|
38.80
|
20 234
|
||
Prov. DIY
|
3 460 397
|
15.33
|
53 048
|
12 470
|
-40 577
|
Standard FAO
|
25.03
|
Sumber: Triyanto & Dwijono 2010
Dalam matriks permintaan dan produksi ikan
yang lebih spesifik di Indonesia yakni di Daerah Istimewa Yogyakarta,
menurut data yang diperoleh, Ternyata produksi ikan masih mengalami
defisit. Defisit disini artinya peluang pasar dan prospek bidang
perikanan khususnya di DIY masih terbuka sangat luas. Sebuah tindakan
peningkatan produksi diperlukan guna mencukupi kebutuhan ikan domestic
untuk kemudian merambah pasar luar negri. Revolusi Biru akan memberikan
peluang optimalisasi pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan
dengan inovasi dan terobosan, yaitu melalui percepatan peningkatan
produksi, baik penangkapan ikan maupun perikanan budidaya. Revolusi Biru mempunyai 4 pilar, yaitu :
1) Perubahan cara berfikir dan orientasi pembangunan dari daratan ke maritim
2) Pembangunan berkelanjutan.
3) Peningkatan produksi kelautan dan perikanan.
4) Peningkatan pendapatan rakyat yang adil, merata, dan pantas.
1) Perubahan cara berfikir dan orientasi pembangunan dari daratan ke maritim
2) Pembangunan berkelanjutan.
3) Peningkatan produksi kelautan dan perikanan.
4) Peningkatan pendapatan rakyat yang adil, merata, dan pantas.
Dengan adanya perubahan pola pikir Revolusi
Biru, diharapkan akan menambah cerah prospek bidang kelautan dan
perikanan di Indonesia nantinya Selain itu, peningkatan produksi
kelautan dan perikanan diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih
besar terhadap pembangunan ekonomi secara nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar