Kamis, 26 April 2012
Ikan Kerapu
Ikan kerapu menjadi salah satu ikan
laut bernilai jual tinggi. Harga kerapu bebek misalnya, mencapai Rp
350.000 hingga Rp 400.000 per kilogram. Tak heran bila pembudidaya ikan
kerapu pun bisa mendulang omzet hingga ratusan juta rupiah dalam satu
kali panen.
Siapa yang tak mengenal ikan kerapu. Ikan laut ini tak hanya terkenal karena kelezatannya, ikan bernama latin Chromileptes altivelis ini juga banyak dicari karena diyakini sebagai makanan keberuntungan, khususnya bagi masyarakat di Asia Timur. Alhasil, kerapu pun menjadi salah satu komoditas perikanan yang mempunyai peluang ekspor.
Ada beberapa jenis kerapu yang bernilai komersial tinggi, seperti kerapu lumpur, lohdi, sunu, macan, dan bebek. Di antara beberapa jenis kerapu tersebut, kerapu bebek dan kerapu macan merupakan salah satu andalan untuk meraih devisa dari sektor kelautan dan perikanan.
Siapa yang tak mengenal ikan kerapu. Ikan laut ini tak hanya terkenal karena kelezatannya, ikan bernama latin Chromileptes altivelis ini juga banyak dicari karena diyakini sebagai makanan keberuntungan, khususnya bagi masyarakat di Asia Timur. Alhasil, kerapu pun menjadi salah satu komoditas perikanan yang mempunyai peluang ekspor.
Ada beberapa jenis kerapu yang bernilai komersial tinggi, seperti kerapu lumpur, lohdi, sunu, macan, dan bebek. Di antara beberapa jenis kerapu tersebut, kerapu bebek dan kerapu macan merupakan salah satu andalan untuk meraih devisa dari sektor kelautan dan perikanan.
Ikan Kerapu - Chromileptes Altivelis |
Lantaran tergiur pasar ekspor yang
menggiurkan itu pula, Lahidima membudidayakan kerapu bebek dan kerapu
macan di Belitung. Pria 36 tahun ini mulai menekuni budidaya kerapu
sejak tiga tahun lalu.
Permintaan kerapu yang cukup tinggi membuat bisnis Lahidima makin berkembang. Kini, ia telah memiliki 12 petak, yang terdiri dari delapan petak kerapu macan dan empat petak kerapu bebek. "Masing-masing petak berukuran 3x3 m2 itu berisi 300 ekor kerapu," kata Lahidima.
Dari 12 kolam kerapu itu, Lahidima bisa mendulang omzet Rp 1,6 miliar per tahun. Setiap panen kerapu, dia bisa menangguk omzet hingga mencapai Rp 800 juta. "Setahun dua kali panen," ujarnya.
Harga kerapu macan berkisar Rp 120.000 hingga Rp 160.000 per kilogram (kg). Sementara itu, harga kerapu bebek antara Rp 350.000 hingga Rp 400.000 per kg.
Meski cukup menggiurkan, modal untuk membudidayakan kerapu juga tak sedikit. Lahidima harus merogoh koceknya antara Rp 150 juta hingga Rp 200 juta untuk sekali menebar benih.
Setali tiga uang dengan Lahidima, pembudidaya kerapu lainnya di Belitung adalah Rusdi. Namun dia khusus membudidayakan kerapu bebek karena kerapu jenis ini berharga lebih tinggi. Selain itu, di pasar ekspor harga kerapu bebek relatif lebih stabil.
Awalnya, Rusdi hanya menjadi pengumpul ikan hasil tangkapan nelayan yang selanjutnya dipasarkan. Namun, sejak mendapatkan bantuan jaring apung dan rangka keramba dari pemerintah, bapak dua anak ini mulai serius untuk menggeluti bisnis kerapu bebek.
Saat ini, Rusdi baru memiliki empat petak budidaya kerapu. Meski cuma empat petak, Rusdi mampu mengantongi keuntungan hingga Rp 250 juta per tahun.
Untuk memasarkan kerapu, Lahidima menggandeng pengumpul atau agen yang bertindak sebagai pemasar. "Saya hanya memasok ke pengumpul, dari pengumpul itu baru kemudian diekspor," jelas Lahidima.
Jika
Lahidima dan Rusdi membudidayakan kerapu dengan menggunakan bibit,
Badrun membudidayakan kerapu dengan cara menangkarkan ikan hasil
tangkapan. Badrun juga membudidayakan kerapu bebek.
Saat ini, jumlah keramba jaring apung yang dimiliki Badrun mencapai 168 unit. "Tiap bulan, saya ekspor ke Hongkong sebesar tiga hingga empat ton," terang Badrun.
Pangsa pasar nan besar dan harga yang mahal membuat budidaya ikan kerapu menghasilkan keuntungan menggiurkan. Namun, jangan salah, berbagai kendala mulai dari benih, tempat, dan penyakit, membuat budidaya ini membutuhkan modal yang tidak sedikit.
Walau memiliki potensi ekonomi besar, budidaya kerapu bebek dan kerapu macan tak sederhana. Tidak banyak pembudidaya lokal yang mau terjun berternak ikan karang ini. Selain susah mencari tempat yang tepat, petani juga terkendala penyediaan bibit.
Lahidima, pembudidaya kerapu macan dan bebek di Belitung, menjelaskan bahwa ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan sebelum menebar benih kerapu. Selain pengecekan keramba jaring apung, perlengkapan lain seperti tali jangkar, jaring, dan pelampung jaring juga harus dipersiapkan dengan baik.
Lokasi budidaya yang berada di laut, memerlukan kehati-hatian lebih besar. Petani perlu melakukan pengecekan lebih detail soal sambungan balok, baut penyangga, papan jalan, dan rumah jaga. "Pelampung yang rusak harus diperbaiki atau diganti," kata Lahidima.
Setelah tempat selesai, proses selanjutnya adalah penyebaran benih. Kualitas benih yang bagus diperlukan untuk menghasilkan ikan kerapu yang bagus pula. Untuk lahan budidaya seluas 3 m x 1,5 m x 1,5 m diperlukan kurang lebih 200 ekor hingga 250 ekor benih kerapu ukuran 10 cm.
Harga benih yang baik bervariasi mulai dari Rp 12.000 hingga Rp 14.000 per ekor. Benih-benih ini bisa didapatkan penjual benih kerapu yang banyak terdapat di Belitung. "Jika di Belitung tidak ada, kita ambil dari Batam," katanya.
Menurut Lahidima, benih yang disebar untuk pertama kalinya tidak akan hidup semua. Budidaya baru akan menghasilkan kerapu yang bagus setelah penebaran benih ke dua atau ke tiga. Inilah yang membuat petani biasanya kapok membudidayakan kerapu.
Selain berhadapan dengan cuaca dan benih yang tak mendukung, pembesaran kerapu juga membutuhkan pakan yang tidak sedikit. Untuk bisa tumbuh mencapai ukuran sesuai permintaan pasar, beberapa asupan pakan berenergi tinggi sangat dibutuhkan.
Contoh pakan yang bagus untuk ikan kerapu macan adalah ikan runcah yang dipotong kecil-kecil. Selain runcah, kerapu juga doyan dengan jenis ikan beseng, ikan cendro, ikan pisang-pisang, dan ikan kakatua.
Lahidima mengatakan, selama masa pemeliharaan kerapu, sering ditemukan berbagai macam parasit di tubuh ikan. Untuk itu, petani harus melakukan pengobatan dengan penyiraman ikan dengan air tawar selama kurang lebih 5 menit sampai 10 menit. Untuk pencegahan penyakit, yang paling penting menurut Lahidima adalah penjagaan kualitas air.
Jika seluruh kendala bisa diatasi, petani bisa panen kerapu macan setelah pembesaran selama satu tahun tujuh bulan. Adapun kerapu bebek butuh waktu lebih singkat, yakni selama 10 bulan.
Badrun, juga pembudidaya kerapu di Belitung, menyatakan hal yang sama. Menurut Badrun, modal memulai bisnis ini cukup besar. Selain harga benih mahal, dia juga menyediakan dua jenis pakan ikan berupa ikan kecil dan pelet.
Dua jenis pakan ikan ini tak murah. Ikan kecil berharga Rp 2.500 hingga Rp 3.000 per kg, sedangkan pelet ikan mencapai Rp 55.000 per kg. Menurut Badrun, dengan 250 kerapu untuk tiap keranjang jaring apung (KJA) , dia membutuhkan rata-rata 3 kg hingga 6 kg pakan tiap hari di luar pakan pelet.
Permintaan kerapu yang cukup tinggi membuat bisnis Lahidima makin berkembang. Kini, ia telah memiliki 12 petak, yang terdiri dari delapan petak kerapu macan dan empat petak kerapu bebek. "Masing-masing petak berukuran 3x3 m2 itu berisi 300 ekor kerapu," kata Lahidima.
Dari 12 kolam kerapu itu, Lahidima bisa mendulang omzet Rp 1,6 miliar per tahun. Setiap panen kerapu, dia bisa menangguk omzet hingga mencapai Rp 800 juta. "Setahun dua kali panen," ujarnya.
Harga kerapu macan berkisar Rp 120.000 hingga Rp 160.000 per kilogram (kg). Sementara itu, harga kerapu bebek antara Rp 350.000 hingga Rp 400.000 per kg.
Meski cukup menggiurkan, modal untuk membudidayakan kerapu juga tak sedikit. Lahidima harus merogoh koceknya antara Rp 150 juta hingga Rp 200 juta untuk sekali menebar benih.
Setali tiga uang dengan Lahidima, pembudidaya kerapu lainnya di Belitung adalah Rusdi. Namun dia khusus membudidayakan kerapu bebek karena kerapu jenis ini berharga lebih tinggi. Selain itu, di pasar ekspor harga kerapu bebek relatif lebih stabil.
Awalnya, Rusdi hanya menjadi pengumpul ikan hasil tangkapan nelayan yang selanjutnya dipasarkan. Namun, sejak mendapatkan bantuan jaring apung dan rangka keramba dari pemerintah, bapak dua anak ini mulai serius untuk menggeluti bisnis kerapu bebek.
Saat ini, Rusdi baru memiliki empat petak budidaya kerapu. Meski cuma empat petak, Rusdi mampu mengantongi keuntungan hingga Rp 250 juta per tahun.
Untuk memasarkan kerapu, Lahidima menggandeng pengumpul atau agen yang bertindak sebagai pemasar. "Saya hanya memasok ke pengumpul, dari pengumpul itu baru kemudian diekspor," jelas Lahidima.
Saat ini, jumlah keramba jaring apung yang dimiliki Badrun mencapai 168 unit. "Tiap bulan, saya ekspor ke Hongkong sebesar tiga hingga empat ton," terang Badrun.
Pangsa pasar nan besar dan harga yang mahal membuat budidaya ikan kerapu menghasilkan keuntungan menggiurkan. Namun, jangan salah, berbagai kendala mulai dari benih, tempat, dan penyakit, membuat budidaya ini membutuhkan modal yang tidak sedikit.
Walau memiliki potensi ekonomi besar, budidaya kerapu bebek dan kerapu macan tak sederhana. Tidak banyak pembudidaya lokal yang mau terjun berternak ikan karang ini. Selain susah mencari tempat yang tepat, petani juga terkendala penyediaan bibit.
Lahidima, pembudidaya kerapu macan dan bebek di Belitung, menjelaskan bahwa ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan sebelum menebar benih kerapu. Selain pengecekan keramba jaring apung, perlengkapan lain seperti tali jangkar, jaring, dan pelampung jaring juga harus dipersiapkan dengan baik.
Lokasi budidaya yang berada di laut, memerlukan kehati-hatian lebih besar. Petani perlu melakukan pengecekan lebih detail soal sambungan balok, baut penyangga, papan jalan, dan rumah jaga. "Pelampung yang rusak harus diperbaiki atau diganti," kata Lahidima.
Setelah tempat selesai, proses selanjutnya adalah penyebaran benih. Kualitas benih yang bagus diperlukan untuk menghasilkan ikan kerapu yang bagus pula. Untuk lahan budidaya seluas 3 m x 1,5 m x 1,5 m diperlukan kurang lebih 200 ekor hingga 250 ekor benih kerapu ukuran 10 cm.
Harga benih yang baik bervariasi mulai dari Rp 12.000 hingga Rp 14.000 per ekor. Benih-benih ini bisa didapatkan penjual benih kerapu yang banyak terdapat di Belitung. "Jika di Belitung tidak ada, kita ambil dari Batam," katanya.
Menurut Lahidima, benih yang disebar untuk pertama kalinya tidak akan hidup semua. Budidaya baru akan menghasilkan kerapu yang bagus setelah penebaran benih ke dua atau ke tiga. Inilah yang membuat petani biasanya kapok membudidayakan kerapu.
Selain berhadapan dengan cuaca dan benih yang tak mendukung, pembesaran kerapu juga membutuhkan pakan yang tidak sedikit. Untuk bisa tumbuh mencapai ukuran sesuai permintaan pasar, beberapa asupan pakan berenergi tinggi sangat dibutuhkan.
Contoh pakan yang bagus untuk ikan kerapu macan adalah ikan runcah yang dipotong kecil-kecil. Selain runcah, kerapu juga doyan dengan jenis ikan beseng, ikan cendro, ikan pisang-pisang, dan ikan kakatua.
Lahidima mengatakan, selama masa pemeliharaan kerapu, sering ditemukan berbagai macam parasit di tubuh ikan. Untuk itu, petani harus melakukan pengobatan dengan penyiraman ikan dengan air tawar selama kurang lebih 5 menit sampai 10 menit. Untuk pencegahan penyakit, yang paling penting menurut Lahidima adalah penjagaan kualitas air.
Jika seluruh kendala bisa diatasi, petani bisa panen kerapu macan setelah pembesaran selama satu tahun tujuh bulan. Adapun kerapu bebek butuh waktu lebih singkat, yakni selama 10 bulan.
Badrun, juga pembudidaya kerapu di Belitung, menyatakan hal yang sama. Menurut Badrun, modal memulai bisnis ini cukup besar. Selain harga benih mahal, dia juga menyediakan dua jenis pakan ikan berupa ikan kecil dan pelet.
Dua jenis pakan ikan ini tak murah. Ikan kecil berharga Rp 2.500 hingga Rp 3.000 per kg, sedangkan pelet ikan mencapai Rp 55.000 per kg. Menurut Badrun, dengan 250 kerapu untuk tiap keranjang jaring apung (KJA) , dia membutuhkan rata-rata 3 kg hingga 6 kg pakan tiap hari di luar pakan pelet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar