Prospek Industri Bambu Sangat Menjanjikan
Bambu Alternatif Energi Terbarukan
Brussel – Prospek industri bambu sangat menjanjikan.
Pemanfaatannya tidak lagi terbatas pada kerajinan tangan dan industri
kecil, melainkan meluas sampai infrastruktur dan sumber energi
terbarukan.
Hal itu disampaikan Duta Besar RI untuk
Kerajaan Belgia, Keharyapatihan Luksemburg dan Uni Eropa, Arif Havas
Oegroseno dalam sambutan pada pertemuan investasi di sela-sela the 9th
World Bamboo Congress di University of Antwerp, Belgia (11/4/2012).
“Namun demikian, bambu bagi masyarakat
di Indonesia masih terbatas pada pemanfaatan tradisional dan lebih
bersifat kultural. Pelaku usaha juga masih terfokus pada kelapa sawit,”
ujar Dubes seperti disampaikan Minister Counsellor Pensosbud dan
Diplomasi Publik Palupi S. Mustajab kepada detikfinance.
Menurut Dubes, potensi bambu sebagai
produk ramah lingkungan, multi-fungsi, dan menguntungkan, sangatlah
besar apabila diperhatikan secara serius oleh seluruh pemangku
kepentingan industri bambu.
Bambu mampu melepas 35% oksigen dan
merupakan tumbuhan sangat berguna dalam menghijaukan tanah-tanah tidak
produktif atau telah terdegradasi. Perkebunan bambu juga memberikan
manfaat luas, tumbuh cepat, dan dapat dipanen dalam waktu singkat.
“Di samping itu bambu juga dapat diolah
menjadi panel, lantai, furnitur dan kebun bambu itu dapat menjadi lokasi
penangkapan CO2, yang memiliki nilai ekonomi. Bambu memiliki citra
sangat bagus sebagai material hijau,” imbuh Dubes.
Berdasarkan keterangan pengusaha dan
investor bambu, antara lain Oprins NV dan Fiberstrength USA, nilai
bisnis bambu di dunia saat ini mencapai US$ 7 miliar dan permintaannya
dari waktu ke waktu terus meningkat.
Eropa saja membutuhkan 700 ton panel bambu per bulan atau 8,4 juta ton per tahun, sementara AS membutuhkan 20 juta ton per tahun.
Pertemuan investasi pada World Bamboo Congress tersebut diselenggarakan oleh World Bamboo Organization yang mempertemukan wakil dari pemerintah, investor dan juga masyarakat dalam membahas tentang prospek industri bambu.
Sebelumnya Dubes menyampaikan
indikator-indikator ekonomi Indonesia, prospek investasi di Indonesia,
peluang dan tantangan dalam bisnis bambu di Indonesia, serta hal-hal
yang telah dan sedang dilakukan oleh Indonesia dalam menghadapinya.
Indonesia mengirimkan delegasi terdiri
dari Kementerian Kehutanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian
Pekerjaan Umum, dan Kementerian Parekraf, yang dipimpin oleh Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan Iman Santoso.
Tujuan utama partisipasi Indonesia dalam
kongres ini adalah untuk meningkatkan pemahaman kepada pelaku industri
dan juga masyarakat tentang potensi besar bambu dan produk- produk
terkait dengan bambu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar