Aren Indonesia
Syaefurrahman Al-banjary
AREN EMAS UNTUK KESEJAHTERAAN
Syaefurrahman Al-banjarySumber: http://www.facebook.com/
Sekarang saatnya saya sampaikan rahasia
menjadi milyader dalam waktu lima atau enam tahun. Ini adalah bisnis
pertanian jangka panjang yang fokusnya adalah menanam aren. Ya menanam
aren untuk kesejahteraan. Mengapa aren? inilah rahasianya.
Aren ( arenga pinnata) sesungguhnya
adalah pohon emas yang jika dibudidayakan secara benar akan mengubah
nasib bangsa Indonesia. Aren akan mampu meningkatkan kesejahteraan
petani dengan berbagai produk yang dihasilkan mulai dari gula hingga
bioethanol. Aren juga mampu menjadi alternative energi di masa depan.
Menurut perhitungan ahli aren dari
Nunukan, satu hektar kebun aren dapat ditanam 200 pohon. Katakanlah yang
produksi 100 pohon saja, dan satu pohon meneteskan minimal 15 liter
nira, maka dihasilkan 1500 liter nira perhari atau Rp3 juta perhari,
atau 90 juta perbulan atau Rp 1 milyar lebih pertahun pada tahun keenam.
Begitu seterusnya sampai masa produksi aren hingga sekitar usia 15 atau
20 tahun. Dengan demikian aren sangat menjanjikan untuk menciptakan
kesejahteraan rakyat.
Sekarang tidak perlu berhektar-hektar.
Mulai saja dari yang kecil, katakanlah 20 pohon setiap orang. Dalam
waktu lima atau enam tahun, ada 10 pohon yang produksi 150 liter perhari
maka dapat dihasilkan 300 ribu perhari dari jual nira Rp 2000 perliter.
Kalau dibuat gula dapat menghasilkan 39 kg, kalau sekilogram gula
dijual Rp 6.000 maka dapat duit Rp 234.000. Di pasaran, gula aren ada
yang sudah mencapai Rp 9.000, sehingga 39 kg dapat terjual Rp 351.000.
Ini penghasilan perhari dari 10 pohon aren!
Bibit aren
Menanam pohon Aren sesungguhnya tidak
membutuhkan kondisi tanah yang khusus (Hatta-Sunanto, 1982) sehingga
dapat tumbuh pada tanah-tanah liat, berlumur dan berpasir, tetapi aren
tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya tinggi (pH tanah terlalu
asam). Aren dapat tumbuh pada ketinggian 9 – 1.400 meter di atas
permukaan laut. Namun yang paling baik pertumbuhannya pada ketinggian
500 – 800 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan lebih dari
1.200 mm setahun atau pada iklim sedang dan basah
Batang pohon Aren yang baik harus besar
dengan pelepah daun merunduk dan rimbun Sampai saat ini tanaman Aren
yang tumbuh dilapangan dikategorikan dalam 2 aksesi yaitu Aren Genjah
(pohon agak kecil dan pendek) dengan produksi nira antara 10 -15
liter/tandan/hari, dan Aren Dalam (pohon besar dan tinggi) dengan
produksi nira 20 – 30 liter/tandan/hari. Untuk pohon induk dianjurkan
adalah aksesi Dalam.
Isyarat Sunan Bonang
Revolusi aren menjadi emas merahnya
rakyat, sesungguhnya telah diisyaratkan oleh Sunan Bonang, salah seorang
Walisongo yang hidup pada tahun 1465 – 1525 M di Tuban Jawa Timur.
Dalam sebuah legenda, Sunan Bonang hendak dirampok oleh Lokajaya
(belakangan berubah menjadi Sunan Kalijaga). Sunan Bonang hanya berkata
“ambil saja itu emas bergelantungan” sambil menunjuk buah kolang kaling
yang bersinar warna keemasan.
Selama ini tidak ada orang yang mampu
menafsirkan apa makna emas dari kolang-kaling aren itu. Selama ini pohon
aren hanya diambil kolang-kalingnya pada bulan ramadhan. Ijuknya untuk
tali dan atap rumah, batangnya untuk dibuat tepung, dsb.
Baru setelah lima ratus tahun berlalu,
para ahli mampu menguak misteri emas kolang kaling aren ini, yakni dari
kandungan nira aren itu.
Itulah sebabnya, Ketua Umum HKTI Prabowo
Subianto, akan segera mengembangkan bioetanol dalam skala industri,
untuk mengatasi krisis energi yang 18 tahun lagi minyak bumi kita akan
habis.
Selaku Capres beberapa waktu lalu,
Prabowo juga berjanji akan membuka 4 juta hektar kebun aren untuk
mengatasi energi, dan yang juga akan menyerap tenaga kerja 24 juta
orang.
GERTAK 2015
Persoalannya sekarang adalah sosialisasi
soal emas merahnya aren masih terbatas sehingga belum mampu menggerakkan
petani ataupun pemilik tanah untuk menanam aren. Kedua, masih jarang
petani yang membudidayakan bibit sehingga untuk melakukan revolusi aren
tidak dapat cepat. Kalaupun ada yang membudidayakan bibit, harganya
sangat mahal. Satu benih kualitas “aren dalam” harganya Rp10 ribu
(produksi nira mencapai 20 hingga 40 liter/hari/pohon), sedangkan aren
genjah hanya Rp3,500 (produksi nira maksimal 15 liter perhari/pohon).
Ketiga, dukungan pemerintah juga kurang sehingga gerakan menanam aren
mengalami hambatan.
Atas dasar inilah, ada sebuah LSM bernama
Komunitas Masyarakat Desa Mandiri (KMDM) sebagai lembaga swadaya
masyarakat yang berpusat di Jakarta dan memiliki cabang di Banjarnegara,
Kebumen dan Purbalingga, bermaksud menggerakkan warga menanam Aren.
Satu desa, minimal ada 40 orang warga menanam Aren di kebunnya,
masing-masing menanam sebanyak 20 pohon.
Target utama gerakan ini adalah
meningkatkan kesejahteraan rakyat petani aren. Petani akan mendapatkan
nilai tambah aren untuk kesejahteraan setidaknya setiap bulan akan
menghasilakan tambahan pendapatan Rp5 juta hingga Rp 9 juta perbulan
dari 10 – 20 pohon aren.
Inilah yang dinamakan sebagai Gerakan
Tanam Aren Untuk Kesejahteraan (Gertak 2015), yakni sebuah ikhtiar untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa pada tahun 2015, bersamaan
dengan target MDGs yang berusaha mengakhiri setengah kemiskinan dunia
pada tahun 2015.
Tak perlu khawatir
Jadi untuk kekhawatiran seperti dikatakan
Sonik Jatmiko dari Purwokerto, program agribisnis jangka panjang sering
ditinggalkan pengurusnya, tidak akan terjadi di sini. Mengapa? Karena
ide dasarnya dari masyarakat sendiri. Masyarakat yang perlu meningkat
kesejahteraannya, sehingga mereka mau menanam untuk anak cucunya
sendiri. Kalaupun tidak ada pabrik gula atau pabrik bio etanol
didirikan, mereka secara tradisional dapat membuat gula aren. Kalau
tidak bisa, ribuan orang seberang siap membeli nira aren segar untuk
dibuat tuak. Saya sudah ngobrol dengan pak Simamora yang tinggal di
Depok. Katanya, dia sudah menanam ratusan pohon aren di Jonggol. Satu
pohon tiap hari disadap dan dijual niranya sebagai tuak. Dia bahkan
berani membeli pohon aren untuk disadap niranya Rp1 juta sebulan per
pohon. Luaaaar biasa bukan? MARI BERGABUNG BERSAMA GERTAK 2015, KALAU
TIDAK KITA YANG AKAN DIGERTAK OLEH BANGSA LAIN!
Pohon aren yang siap disadap niranya menjadi emas …5 Comments »
RSS feed for comments on this post. TrackBack URI
Leave a Reply
Theme: Shocking Blue Green. Blog at WordPress.com.
Comment by m.jalias.djafar — July 26, 2011 @ 7:18 am
Terus terang saya saya bicara mengenai Aren(bioethanol) kususnya tapitidak mengerti sama sekali lalu sampai dirumah saya bukabuka cari informasi lewat Internet ini’ harapan saya saya dapat wawasan dan mencoba untuk bisa berhasil.
Demikian disampaikan Insya Alloh bapakdapat membantu saya Amindan sebelumnya saya ucapkan terima kasih.
Comment by Kuswit — October 20, 2011 @ 8:40 pm
Comment by Rizal Gustriwana — October 21, 2011 @ 10:10 am
Makasih pak
wassl
syn
Comment by suyono — January 17, 2012 @ 10:51 am
Comment by Satria — January 25, 2012 @ 4:48 am