Minggu, 06 Oktober 2013
JADI MILYARDER DENGAN MELON
BELASAN TAHUN MENJADI JUTAWAN ACTION
Penampilannya biasa-biasa saja, seperti petani kebanyakan, sederhana dan apa adanya. Secara fisik, memang tidak ada yang bisa dijadikan patokan untuk menggambarkan kalau dia adalah salah seorang petani sukses dengan omset ratusan bahkan miliaran rupiah dalam setahun.
Itulah sosok Sarijan (46), salah seorang petani, atau lebih tepatnya “profesor” sekaligus jutawan melon asal Desa Ngrowo Wates, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Keberhasilannya mengembangkan melon selama lebih dari 12 tahun telah menjadikannya sebagai salah satu petani melon yang disegani. Bahkan banyak petani melon di Nganjuk menjulukinya sebagai “sang profesor melon".
Memang, Pak Jan – panggilan akrab Sarijan – boleh dikatakan pakarnya melon di Nganjuk. Terhitung sudah lebih dari 12 tahun ia mengalihkan kemudi usaha taninya ke tanaman melon. Sebelumnya ia menekuni usaha tani semangka.
“Ilmu-ilmu tanam semangka saya ambil intinya dan saya terapkan untuk mengembangkan melon,” terangnya. Ia sendiri tergolong orang yang rajin untuk belajar hal-hal baru yang bermanfaat dan berhubungan langsung dengan usaha taninya. Ia pernah mendapatkan “ilmu” terkait metode pemupukan semangka yang diterapkan oleh petani asal Banyuwangi yang selalu sukses dalam bertanam semangka.
“Pemupukannya memakai sistem keringan. Jadi pupuknya ditempatkan di antara dua tanaman semangka dan dua hari sekali ditetesi air. Cara ini akhirnya saya terapkan juga pada tanaman melon,” kata bapak dua anak ini.
Dalam sekali panen melon, omset Pak Jan terbilang cukup besar, rata-rata lebih dari Rp. 200 juta dari hasil panenan sekitar dua hektar melon. Padahal, dirinya menanam melon sebanyak empat hingga lima kali dalam setahun. Dengan demikian omsetnya dalam setahun bisa tembus Rp. 1 miliar.
“Ya karena untungnya lebih besar, makanya saya beralih menanam melon. Istilahnya kalau mau beli mobil baru, dengan tanam melon sekali saja sudah cukup,” ungkapnya.
Setia dengan Action
Kesuksesan Pak Jan menjadi seorang jutawan memang ditopang dari hasil usaha tani melon. Hal itu diawali saat ia, untuk yang pertama kalinya, menanam melon varietas Action sekitar tahun 1998. Saat itu, katanya, dirinya hanya menanam seluas 200 ru (± 2.800 m2). Hasilnya, ia bisa meraup pendapatan Rp. 19,5 juta. “Hasil segitu sudah sangat bagus pada waktu itu. Belum pernah yang bisa panen sebanyak itu,” ungkapnya bangga.
Sejak saat itulah dirinya terus memperluas lahan tanam melon Action-nya. Hingga saat ini dalam sekali tanam rata-rata 2 – 2,5 bahu (± 14.000 – 17.500 m2). “Kebanyakan selalu saya tanami Action, karena hasilnya sudah terbukti bagus. Buahnya besar dan netnya bagus,” terangnya saat ditemui Abdi Tani di rumahnya.
Pak Jan menambahkan, ukuran buah Action sudah sangat ideal bagi petani dan juga pedagang. Katanya, ada varietas lain yang buahnya juga bobot, layaknya Action, hanya saja ukurannya lebih kecil. Sehingga jika dijual dengan sistem tebasan atau borongan, petani merugi karena dikira bobot buahnya ringan sesuai ukurannya.
Pernah, paparnya, suatu ketika ada panenan Action seluas dua hektar di Ngronggot, Nganjuk. Menurutnya hasilnya sangat bagus, rata-rata buahnya berbobot tiga kilogram, bahkan ada yang empat kilogram. “Untuk mencari buah tiga kiloan sangat gampang, tidak perlu mencari satu persatu, karena sangat seragam,” terangnya. Hasil yang bagus itu, lanjutnya, sangat ditunjang oleh kondisi tanahnya yang subur dan sangat ideal untuk melon.
Selain karena jaminan kualitas buah yang dihasilkan, kesetiaannya pada Action juga ditentukan oleh adanya kepastian jaminan pasar terhadap produk melon dari Cap Kapal Terbang ini. Katanya, melon ini sudah sangat disukai pasar sehingga lebih mudah menjualnya. “Gampang jualnya, pedagang juga sudah langsung bisa mengenali mana yang Action dan mana yang bukan,” imbuh Pak Jan.
Raup ratusan juta
Wajar kiranya kalau Pak Jan dijuluki pakarnya melon. Pasalnya, di sepanjang “karirnya” sebagai petani melon ia selalu menuai hasil sukses, termasuk dalam mengembangkan melon Action. Semenjak panen perdana Action seluas 200 ru senilai Rp. 19,5 juta, kini omsetnya semakin berlipat seiring dengan makin luasnya lahan yang digunakan untuk menanami melon ini.
“Sekarang, sekali tanam Action, sekitar dua sampai dua setengah bahu (hampir dua hektar-red). Setidaknya saya menghabiskan 100 pack benih sekali tanam. Hasilnya, bisa lebih dari 200 juta tiap kali panen,” tuturnya.
Berdasar penjelasannya, jika harga melon stabil di kisaran Rp. 3.500/kg, dengan menggunakan melon Action, setiap 100 ru (± 1.400 m2) petani bisa memperoleh hasil lebih dari Rp. 20 juta atau di atas Rp. 140 juta/ha. Setelah dipotong biaya produksi Rp. 8 juta per 100 ru atau Rp. 56 juta/ha, maka untung bersihnya tidak kurang dari Rp. 84 juta.
“Kalau musim kemarau biaya produksinya bisa lebih irit, sekitar Rp. 6 juta per 100 ru (± Rp. 42 juta/ha-red). Karena di musim hujan pengobatannya bisa lipat dua kali,” katanya.
Dengan demikian bisa ditebak keuntungan bersih yang didapat Sarijan dari hasil panen melon Action seluas 2,5 bahu (± 17.500 m2). Merujuk harga jual Rp. 3.500/kg, total pendapatan kotornya mencapai Rp. 250 juta. Setelah dipotong ongkos tanam, ia bisa mengantongi uang tidak kurang dari Rp. 150 juta.
“Istilahnya itu, sekali tanam melon, khususnya Action, sudah bisa beli apa saja. Mau beli motor atau mobil baru bisa. Bandingkan dengan tanam padi, butuh waktu lama untuk bisa beli,” sambungnya sambil tertawa.
Jerih payahnya mengembangkan melon Action selama belasan tahun memang sudah bisa dilihat. Rumahnya yang dulu sederhana, kini sudah berdiri megah dengan sebuah garasi yang setiap harinya menampung dua unit mobil sekaligus.
Selain itu, hasil usaha tani melonnya juga ia putar lagi dengan membuka sejumlah kios roti di Nganjuk. “Alhamdulillah sampai saat ini sudah ada tiga toko yang berdiri. Rencana juga mau membuka lagi di Madiun. Lumayan bisa buat tambahan penghasilan,” ujarnya.
Kunci sukses bertani melon menurut Pak Jan adalah ketelatenan dan perawatan tanaman yang maksimal. Pantang baginya untuk menganggap enteng setiap fase pertumbuhan tanaman melonnya. Meskipun memiliki banyak pekerja kepercayaan, setiap harinya ia selalu terjun langsung mengontrol perkembangan tanaman di lahan. (AT : Vol. 11 No. 2 Edisi XXXIX, April - Juni 2010)
PT. BISI International Tbk - PT. Tanindo Intertraco - PT. Multi Sarana Indotani (MSI)
Penampilannya biasa-biasa saja, seperti petani kebanyakan, sederhana dan apa adanya. Secara fisik, memang tidak ada yang bisa dijadikan patokan untuk menggambarkan kalau dia adalah salah seorang petani sukses dengan omset ratusan bahkan miliaran rupiah dalam setahun.
Itulah sosok Sarijan (46), salah seorang petani, atau lebih tepatnya “profesor” sekaligus jutawan melon asal Desa Ngrowo Wates, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Keberhasilannya mengembangkan melon selama lebih dari 12 tahun telah menjadikannya sebagai salah satu petani melon yang disegani. Bahkan banyak petani melon di Nganjuk menjulukinya sebagai “sang profesor melon".
Memang, Pak Jan – panggilan akrab Sarijan – boleh dikatakan pakarnya melon di Nganjuk. Terhitung sudah lebih dari 12 tahun ia mengalihkan kemudi usaha taninya ke tanaman melon. Sebelumnya ia menekuni usaha tani semangka.
“Ilmu-ilmu tanam semangka saya ambil intinya dan saya terapkan untuk mengembangkan melon,” terangnya. Ia sendiri tergolong orang yang rajin untuk belajar hal-hal baru yang bermanfaat dan berhubungan langsung dengan usaha taninya. Ia pernah mendapatkan “ilmu” terkait metode pemupukan semangka yang diterapkan oleh petani asal Banyuwangi yang selalu sukses dalam bertanam semangka.
“Pemupukannya memakai sistem keringan. Jadi pupuknya ditempatkan di antara dua tanaman semangka dan dua hari sekali ditetesi air. Cara ini akhirnya saya terapkan juga pada tanaman melon,” kata bapak dua anak ini.
Dalam sekali panen melon, omset Pak Jan terbilang cukup besar, rata-rata lebih dari Rp. 200 juta dari hasil panenan sekitar dua hektar melon. Padahal, dirinya menanam melon sebanyak empat hingga lima kali dalam setahun. Dengan demikian omsetnya dalam setahun bisa tembus Rp. 1 miliar.
“Ya karena untungnya lebih besar, makanya saya beralih menanam melon. Istilahnya kalau mau beli mobil baru, dengan tanam melon sekali saja sudah cukup,” ungkapnya.
Setia dengan Action
Kesuksesan Pak Jan menjadi seorang jutawan memang ditopang dari hasil usaha tani melon. Hal itu diawali saat ia, untuk yang pertama kalinya, menanam melon varietas Action sekitar tahun 1998. Saat itu, katanya, dirinya hanya menanam seluas 200 ru (± 2.800 m2). Hasilnya, ia bisa meraup pendapatan Rp. 19,5 juta. “Hasil segitu sudah sangat bagus pada waktu itu. Belum pernah yang bisa panen sebanyak itu,” ungkapnya bangga.
Sejak saat itulah dirinya terus memperluas lahan tanam melon Action-nya. Hingga saat ini dalam sekali tanam rata-rata 2 – 2,5 bahu (± 14.000 – 17.500 m2). “Kebanyakan selalu saya tanami Action, karena hasilnya sudah terbukti bagus. Buahnya besar dan netnya bagus,” terangnya saat ditemui Abdi Tani di rumahnya.
Pak Jan menambahkan, ukuran buah Action sudah sangat ideal bagi petani dan juga pedagang. Katanya, ada varietas lain yang buahnya juga bobot, layaknya Action, hanya saja ukurannya lebih kecil. Sehingga jika dijual dengan sistem tebasan atau borongan, petani merugi karena dikira bobot buahnya ringan sesuai ukurannya.
Pernah, paparnya, suatu ketika ada panenan Action seluas dua hektar di Ngronggot, Nganjuk. Menurutnya hasilnya sangat bagus, rata-rata buahnya berbobot tiga kilogram, bahkan ada yang empat kilogram. “Untuk mencari buah tiga kiloan sangat gampang, tidak perlu mencari satu persatu, karena sangat seragam,” terangnya. Hasil yang bagus itu, lanjutnya, sangat ditunjang oleh kondisi tanahnya yang subur dan sangat ideal untuk melon.
Selain karena jaminan kualitas buah yang dihasilkan, kesetiaannya pada Action juga ditentukan oleh adanya kepastian jaminan pasar terhadap produk melon dari Cap Kapal Terbang ini. Katanya, melon ini sudah sangat disukai pasar sehingga lebih mudah menjualnya. “Gampang jualnya, pedagang juga sudah langsung bisa mengenali mana yang Action dan mana yang bukan,” imbuh Pak Jan.
Raup ratusan juta
Wajar kiranya kalau Pak Jan dijuluki pakarnya melon. Pasalnya, di sepanjang “karirnya” sebagai petani melon ia selalu menuai hasil sukses, termasuk dalam mengembangkan melon Action. Semenjak panen perdana Action seluas 200 ru senilai Rp. 19,5 juta, kini omsetnya semakin berlipat seiring dengan makin luasnya lahan yang digunakan untuk menanami melon ini.
“Sekarang, sekali tanam Action, sekitar dua sampai dua setengah bahu (hampir dua hektar-red). Setidaknya saya menghabiskan 100 pack benih sekali tanam. Hasilnya, bisa lebih dari 200 juta tiap kali panen,” tuturnya.
Berdasar penjelasannya, jika harga melon stabil di kisaran Rp. 3.500/kg, dengan menggunakan melon Action, setiap 100 ru (± 1.400 m2) petani bisa memperoleh hasil lebih dari Rp. 20 juta atau di atas Rp. 140 juta/ha. Setelah dipotong biaya produksi Rp. 8 juta per 100 ru atau Rp. 56 juta/ha, maka untung bersihnya tidak kurang dari Rp. 84 juta.
“Kalau musim kemarau biaya produksinya bisa lebih irit, sekitar Rp. 6 juta per 100 ru (± Rp. 42 juta/ha-red). Karena di musim hujan pengobatannya bisa lipat dua kali,” katanya.
Dengan demikian bisa ditebak keuntungan bersih yang didapat Sarijan dari hasil panen melon Action seluas 2,5 bahu (± 17.500 m2). Merujuk harga jual Rp. 3.500/kg, total pendapatan kotornya mencapai Rp. 250 juta. Setelah dipotong ongkos tanam, ia bisa mengantongi uang tidak kurang dari Rp. 150 juta.
“Istilahnya itu, sekali tanam melon, khususnya Action, sudah bisa beli apa saja. Mau beli motor atau mobil baru bisa. Bandingkan dengan tanam padi, butuh waktu lama untuk bisa beli,” sambungnya sambil tertawa.
Jerih payahnya mengembangkan melon Action selama belasan tahun memang sudah bisa dilihat. Rumahnya yang dulu sederhana, kini sudah berdiri megah dengan sebuah garasi yang setiap harinya menampung dua unit mobil sekaligus.
Selain itu, hasil usaha tani melonnya juga ia putar lagi dengan membuka sejumlah kios roti di Nganjuk. “Alhamdulillah sampai saat ini sudah ada tiga toko yang berdiri. Rencana juga mau membuka lagi di Madiun. Lumayan bisa buat tambahan penghasilan,” ujarnya.
Kunci sukses bertani melon menurut Pak Jan adalah ketelatenan dan perawatan tanaman yang maksimal. Pantang baginya untuk menganggap enteng setiap fase pertumbuhan tanaman melonnya. Meskipun memiliki banyak pekerja kepercayaan, setiap harinya ia selalu terjun langsung mengontrol perkembangan tanaman di lahan. (AT : Vol. 11 No. 2 Edisi XXXIX, April - Juni 2010)
PT. BISI International Tbk - PT. Tanindo Intertraco - PT. Multi Sarana Indotani (MSI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar