Inspiratif: Dulu Pengamen Sekarang Milyarder
06 Aug 2013 // 08:58 // PENDIDIKAN
JAKARTA (suarakawan.com)
– Tidak ada yang tak mungkin jika kita mau berusaha. Hal inilah yang
nampaknya terjadi pada seorang pengamen yang menjadi milyarder. Siswadi,
adalah mantan pengamen yang menjadi milyarder melalui usaha bimbelnya
yang ia beri nama Bintang Solusi Mandiri.
Siswadi pernah mengamen di terminal Pulogadung di Jakarta. Kisah suksesnya berawal ketika ia menjadi tenaga pemasar di sebuah bimbingan belajar (bimbel). Timbullah keinginan dalam benaknya untuk membuat usaha bimbel. Bersama kelima temannya, ia membuat usaha bimbel yang diberinama Bintang Solusi Mandiri. Bimbingan belajarnya mengarah ke kalangan menengah ke bawah dengan biaya yang relatif murah.
Usahanya memang tidaklah berjalan mulus. Awalnya sulit sekali mencari kontrakan yang akan ia jadikan tempat usaha bimbingan belajarnya, mengingat modalnya yang tidaklah banyak. Tapi ia tak menyerah begitu saja. Ia pun mengontrak rumah milik temannya di dalam gang di daerah Matraman, Jakarta.
Dimulai dari 98 murid SD, ia mengembangkan usahanaya ke segmen SMP. Dengan modal dan pengalaman yang minim, Siswadi dan temannya terkadang harus begadang mencari soal-soal dan membuatnya mudah untuk diselesaikan.
Dengan strategi yang tepat, jumlah siswanya meningkat 100% setiap tahunnya. Pada 2009, Sis meraih penghargaan bimbel terbaik nasional versi majalah bisnis.
Untuk mengembangkan bisnisnya, ia mewaralabakan bisnisnya dan berkembang menjadi 45 cabang dengan total sekitar 7 ribu siswa, dan 470 karyawan, dengan omset lebih dari 400 juta.
Setelah sukses dengan usaha bimbelnya, Siswadi merambah ke bidang kuliner. Dengan kelima temannya yang juga mendirikan bimbel bersamanya, ia pun membangun usaha kuliner. Siswadi membuat restoran dengan modal 50 juta. Segmen pasarnya mahasiswa, lokasi usahanya tak jauh dari UIN Syarif Hidayatullah.
Dengan konsep warteg yang murah tapi dikemas ala restoran dengan fasilitas AC, TV, dan lain sebagainya, hanya dalam waktu setahun usahanya berkembang menjadi 7 cabang. Omset usaha kulinernya mencapai 420 juta per bulan. Saat pencapaian ini ia peroleh, ia masih berusia 27 tahun.
Setelah sukses bisnis, Siswadi telah menyelesaikan kuliah dan ia kabar baiknya bertemu kembali dengan ayah yang meninggalkannya sejak berusia 5 tahun. Walaupun ayahnya pernah meninggalkannya pada usia 5 tahun, namun ia tak pernah membenci ayahnya. Walaupun telah meraih kesuksesan, ia tetap menjadi pribadi yang rendah hati.(bay/era)
Siswadi pernah mengamen di terminal Pulogadung di Jakarta. Kisah suksesnya berawal ketika ia menjadi tenaga pemasar di sebuah bimbingan belajar (bimbel). Timbullah keinginan dalam benaknya untuk membuat usaha bimbel. Bersama kelima temannya, ia membuat usaha bimbel yang diberinama Bintang Solusi Mandiri. Bimbingan belajarnya mengarah ke kalangan menengah ke bawah dengan biaya yang relatif murah.
Usahanya memang tidaklah berjalan mulus. Awalnya sulit sekali mencari kontrakan yang akan ia jadikan tempat usaha bimbingan belajarnya, mengingat modalnya yang tidaklah banyak. Tapi ia tak menyerah begitu saja. Ia pun mengontrak rumah milik temannya di dalam gang di daerah Matraman, Jakarta.
Dimulai dari 98 murid SD, ia mengembangkan usahanaya ke segmen SMP. Dengan modal dan pengalaman yang minim, Siswadi dan temannya terkadang harus begadang mencari soal-soal dan membuatnya mudah untuk diselesaikan.
Dengan strategi yang tepat, jumlah siswanya meningkat 100% setiap tahunnya. Pada 2009, Sis meraih penghargaan bimbel terbaik nasional versi majalah bisnis.
Untuk mengembangkan bisnisnya, ia mewaralabakan bisnisnya dan berkembang menjadi 45 cabang dengan total sekitar 7 ribu siswa, dan 470 karyawan, dengan omset lebih dari 400 juta.
Setelah sukses dengan usaha bimbelnya, Siswadi merambah ke bidang kuliner. Dengan kelima temannya yang juga mendirikan bimbel bersamanya, ia pun membangun usaha kuliner. Siswadi membuat restoran dengan modal 50 juta. Segmen pasarnya mahasiswa, lokasi usahanya tak jauh dari UIN Syarif Hidayatullah.
Dengan konsep warteg yang murah tapi dikemas ala restoran dengan fasilitas AC, TV, dan lain sebagainya, hanya dalam waktu setahun usahanya berkembang menjadi 7 cabang. Omset usaha kulinernya mencapai 420 juta per bulan. Saat pencapaian ini ia peroleh, ia masih berusia 27 tahun.
Setelah sukses bisnis, Siswadi telah menyelesaikan kuliah dan ia kabar baiknya bertemu kembali dengan ayah yang meninggalkannya sejak berusia 5 tahun. Walaupun ayahnya pernah meninggalkannya pada usia 5 tahun, namun ia tak pernah membenci ayahnya. Walaupun telah meraih kesuksesan, ia tetap menjadi pribadi yang rendah hati.(bay/era)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar