KERABAIAN KU
(otomatisasi kepunahan RAM)
kepunahan adalah soal waktu dan adaptasi.masalah eksistensi dan imunisasi dari suatu kepekaan secara alamiah juga ilmiah.kepunahan adalah suatu momok yang menakutkan dan sangat tidak kita inginkan.sehebat,sekuat,semengagumkan apapun juga suatu bangsa dan peradaban jika semua itu tinggal cerita antah berantah bak dinosaurus tentu semua nya tinggal kenangan
sejarah selalu berulang meski dalam waktu dan pemeran yang berbeda dan mungkin dengan sedikit modifikasi yang secara umum sama.tengoklah sejarah Ram,ram termasuk melayu tua,ram sudah ada jauh sebelum masehi.bangsa lampung adalah bangsa melayu tua,yang pada lembaran sejarahnya telah menjalin komunikasi dan interaksi dengan bangsa2 besar dunia.seperti cina,india,arab,jawa,sunda dan sebagainya.namun yang jadi pertanyaan ram sunyin mengapa.bangsa ram yang tua dari segi kuantitas jauh lebih sedikit dari bangsa tua lain.dalam negeri saja bangsa ram lampung ini sangat jauh jumlahnya dibanding bangsa jawa,sunda,bahkan madura.cobalah ram sunyin sedikit merenungkan hal ini.what wrong?
tentu saja ram akan menemukan banyak hal yang tanpa kita sadari telah menjadi momok kritis yang sangat menakutkan.dalam lembaran sejarah konon kata nya saat gunung krakatau meletus setengah bangsa ram punah,belum di tambah peperangan2 dengan penjajah belanda,inggris.juga yang terbaru 10 orang tewas terbantai dan di cincang pada kasus bali vs lampung+ di tanoh lampung(akan kita bahas pada artikel selanjutnya"mahal nya tumbal menanti").namun hal yang sangat menarik dan mengganggu sebenarnya multiple effect dari penghapusan eksistensi kesaibatinan dan kepunyimbangan dari pemerintahan republik(gk masuk akal junjungan ram hanya rakyat jelata bahkan tak di akomodir meski sebatas peratin/kepala desa/lurah maupun camat,tapi jogja?).juga multiple effect dari penumpukan transmigran yang di istimewakan dengan segala fasilitas juga gratis gratis gratis tanoh marga.belum di tambah kerisauan yang sangat menusuk yakni ketidak sadaran dari kalangan ram sendiri tentang keseriusan ancaman multidimensi ini.otomatisasi kepunahan ini bukan isapan jempol namun realita menakutkan yang benar2 sedang terjadi,mungkin memang benar realitas kepunahan adalah utopia dan ketakutan sang penulis,namun sangat beralasan
mengapa?
--internal
1.pribumi yang tinggal di tanoh marga banyak melahirkan anak yang melayu loe gue
bukan nyak niku(melayu tua,bangsa ram lampung sebenorni)"tragiskan?)
2.banyak yang antar ram dalam percakapan gk mau menggunakan cawa lampung(parahkan)
3.banyak terjadi kawin silang dengan pendatang di tanoh marga ini,blasteran ini akhirnya menjadi jawa,sunda,melayu loe gue,melayu indonesia,etc(miriskan)
--ekstrernal
1.gk kayak orang jawa/sunda/bali yang merantau dimana aja mereka melestarikan bahasa adat budaya.ram cenderung dan pada umum keturunanan nya jadi jawa,sunda dan sebagainya,meski ayah ibunya ram asli
2.sang lampung yang merantau rata2 gak jadi duta lampung minimal sanak marga menjadi duta marga
3.perpecahan internal pengklaiman suku2 yang berbeda terutama yang di luar teritorial provinsi lampung sebab karena ketidak pahaman akar kelampungannya dan sejarah(contoh komering,daya,ranau,kayu agung dan merpas bengukulu)
4.munculnya sejarawan2 karbitan yang memaparkan argumen2 sampah,dengan kerancuan2annya yang makin menjauhkan kebenaran tentang persatuan dan kesatuan etnis lampung dan tanoh lampung nya yang teritorial genelogisnya meliputi 4 provinsi dan dua pulau
imajinasi tentang otomatisasi kepunahan RAM tinggal bermetamorfosis tergantung penyikapan ram sunyin karena data dan fakta berkata tak lain tak bukan otomatisasi kepunahan bukan isap jempolan,tapi realita yang makin lama makin menakutkan jika ram renungkan dan fikirkan,apakah haruskah ram abaikan ?
apa tanggapan kalian :
Matsayuti Putra Penyimbang Novan SaliwaHendri SemakaUdo Z Karzi Mamak Dul Acom SemakaPutra Titisan Pengikhan MakhgaSana Heri Alkhusyairi Semacca Andanant Darius Martin Jun HmSopyanto Gawoh LamBar
(otomatisasi kepunahan RAM)
kepunahan adalah soal waktu dan adaptasi.masalah eksistensi dan imunisasi dari suatu kepekaan secara alamiah juga ilmiah.kepunahan adalah suatu momok yang menakutkan dan sangat tidak kita inginkan.sehebat,sekuat,semengagumkan apapun juga suatu bangsa dan peradaban jika semua itu tinggal cerita antah berantah bak dinosaurus tentu semua nya tinggal kenangan
sejarah selalu berulang meski dalam waktu dan pemeran yang berbeda dan mungkin dengan sedikit modifikasi yang secara umum sama.tengoklah sejarah Ram,ram termasuk melayu tua,ram sudah ada jauh sebelum masehi.bangsa lampung adalah bangsa melayu tua,yang pada lembaran sejarahnya telah menjalin komunikasi dan interaksi dengan bangsa2 besar dunia.seperti cina,india,arab,jawa,sunda dan sebagainya.namun yang jadi pertanyaan ram sunyin mengapa.bangsa ram yang tua dari segi kuantitas jauh lebih sedikit dari bangsa tua lain.dalam negeri saja bangsa ram lampung ini sangat jauh jumlahnya dibanding bangsa jawa,sunda,bahkan madura.cobalah ram sunyin sedikit merenungkan hal ini.what wrong?
tentu saja ram akan menemukan banyak hal yang tanpa kita sadari telah menjadi momok kritis yang sangat menakutkan.dalam lembaran sejarah konon kata nya saat gunung krakatau meletus setengah bangsa ram punah,belum di tambah peperangan2 dengan penjajah belanda,inggris.juga yang terbaru 10 orang tewas terbantai dan di cincang pada kasus bali vs lampung+ di tanoh lampung(akan kita bahas pada artikel selanjutnya"mahal nya tumbal menanti").namun hal yang sangat menarik dan mengganggu sebenarnya multiple effect dari penghapusan eksistensi kesaibatinan dan kepunyimbangan dari pemerintahan republik(gk masuk akal junjungan ram hanya rakyat jelata bahkan tak di akomodir meski sebatas peratin/kepala desa/lurah maupun camat,tapi jogja?).juga multiple effect dari penumpukan transmigran yang di istimewakan dengan segala fasilitas juga gratis gratis gratis tanoh marga.belum di tambah kerisauan yang sangat menusuk yakni ketidak sadaran dari kalangan ram sendiri tentang keseriusan ancaman multidimensi ini.otomatisasi kepunahan ini bukan isapan jempol namun realita menakutkan yang benar2 sedang terjadi,mungkin memang benar realitas kepunahan adalah utopia dan ketakutan sang penulis,namun sangat beralasan
mengapa?
--internal
1.pribumi yang tinggal di tanoh marga banyak melahirkan anak yang melayu loe gue
bukan nyak niku(melayu tua,bangsa ram lampung sebenorni)"tragiskan?)
2.banyak yang antar ram dalam percakapan gk mau menggunakan cawa lampung(parahkan)
3.banyak terjadi kawin silang dengan pendatang di tanoh marga ini,blasteran ini akhirnya menjadi jawa,sunda,melayu loe gue,melayu indonesia,etc(miriskan)
--ekstrernal
1.gk kayak orang jawa/sunda/bali yang merantau dimana aja mereka melestarikan bahasa adat budaya.ram cenderung dan pada umum keturunanan nya jadi jawa,sunda dan sebagainya,meski ayah ibunya ram asli
2.sang lampung yang merantau rata2 gak jadi duta lampung minimal sanak marga menjadi duta marga
3.perpecahan internal pengklaiman suku2 yang berbeda terutama yang di luar teritorial provinsi lampung sebab karena ketidak pahaman akar kelampungannya dan sejarah(contoh komering,daya,ranau,kayu agung dan merpas bengukulu)
4.munculnya sejarawan2 karbitan yang memaparkan argumen2 sampah,dengan kerancuan2annya yang makin menjauhkan kebenaran tentang persatuan dan kesatuan etnis lampung dan tanoh lampung nya yang teritorial genelogisnya meliputi 4 provinsi dan dua pulau
imajinasi tentang otomatisasi kepunahan RAM tinggal bermetamorfosis tergantung penyikapan ram sunyin karena data dan fakta berkata tak lain tak bukan otomatisasi kepunahan bukan isap jempolan,tapi realita yang makin lama makin menakutkan jika ram renungkan dan fikirkan,apakah haruskah ram abaikan ?
apa tanggapan kalian :
Matsayuti Putra Penyimbang Novan SaliwaHendri SemakaUdo Z Karzi Mamak Dul Acom SemakaPutra Titisan Pengikhan MakhgaSana Heri Alkhusyairi Semacca Andanant Darius Martin Jun HmSopyanto Gawoh LamBar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar