Selasa, 20 Mei 2014

MeRAH YANG MeMERAH (CERITA IMAJINATIF SANG LAMPUNG)



MeRAH YANG MeMERAH
2006 adalah tahun yang terbayang di otak merah,saat ia di Tanya tahun manakah yang paling menentukan titik tolak nya untuk merantau.
Seperti saat ini di tengah ribuan kilatan cahaya foto,dan ratusan kamera yang menyorot
Di tengah tengah menyemut nya wartawan baik media cetak dan media televise.pada peluncuran kedua dari skuel filem  “MERANAI”.di skuel film MERANANAI masih menyoroti tentang “petualangan meranai rantauan”dan masih mengekplor tentang beladiri asli etnis lampung.yang dalam perjalananan nya di sebut dengan silat lampung oleh para penggemar skuel film ini.
Film MERANAI : MARWAH DI TENGAH RANTAU ,sangat di sambut antusis oleh pencinta film tanah air maupun manca Negara.dan ini terbukti pada antusisme sambutan para wartawan dan penggemar film ini pada peluncuran film kedua ini.dengan judul MERANAI : BARA DI RANTAU.
Tepukan kecil di pundak nya membuat MeRah sedikit tersentak dan  tersadar,dan menengok kesebelah nya .nampak yai  hasan (sang sutradara)tersenyum.”dang bengong,jawab pertanyaan wartawan”(jangan bengong,jawab pertanyaan wartawan)
Merah tersenyum,”yu yai ,siap”
Dari semua pertanyaan tadi,pertanyaan dari reporter tv one yang sangat mengena dan tadi membuat merah sejenak melamun mengenang tentang perjalanannya hingga mendulang kesuksesan seperti ini.
“ya,apa coba ulangi lagi pertanyaan kamu tadi”kata merah pada reporter tv one tersebut
Gadis cantik yang sedari tadi menunggu jawaban dengan wajah yang agak kesal bertanya
“bang MeRah,bagai mana perasaan anda,pada peluncuran film yang kedua ini”
jeda sejenak
“tolong ceritakan sebentar tentang sejarah perjalanan anda hingga terlibat dalam film ini”
“nah tadi kayak nya pertanyaan nya gak gitu “jawab merah sambil tersenyum
“udah lewat bang,abang tadi bengong aja sich” jawab wartawan tv one tersebut di iringi gelak tawa wartawan yang lain
“sebelum saya jawab,boleh nebak dikit gk” kata MeRah pada reporter tersebut
“boleh lah bang”
“kamu dari kalianda  ya”
“bukan bang,dari komering” jawab reporter cantik itu
“ohhh,mun spona dudu I nyak yai begawoh “(oh kalau begitu panggil aku yai(abang) aja
Krui, kalianada rik komering goh goh begawoh.lokok sanga rumpun jugo,lampung raya(krui,kalianda,komering,sama aja,masih satu rumpun.lampung raya

Mun nyak ja jak krui,sutradara yai hasan jak kalianda,sai ngeriki i nyak di rantauan lom film ja tolah asli na yai amid jak kumoring.(kalau aku dari krui,sutradara yai hasan dari kalianda,yang menemani ku di rantauan dalam filim ini nama aslinya yai amid.
“ohhh,yu yai” jawab reporter cantik tersebut dengan sedikit  gelagapan
“hahhhaaa,akhirnya,,luah jugo bahasa tiyuhmu dik” jawab MeRah sambil tersenyum
“bang merah,bang merah jawab dong”
riyuhhhh bunyi wartawan lain menyelaa
“maaaf,maaf”jawab MeRah dengan sedikit memErah di pipi nya
Joni sepriyan : Inderalaya utara 200414 1955
(sekelumit diskusi imajinatif dalam anganku.saat mufakat lampung minjakmenghantarkan film tentang budaya,adat,dan tradisi lampung nyemuka(bangkit)) amin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar