Kamis, 08 Mei 2014

KEPARAT KAU PRESIDEN


Keparat kau presiden
 200311 22,34
Entah mengapa tiba tiba terlintas kata kata ini untuk q jadikan judul,topic bahasan yang menggerakkan jemari ku dengan indah untuk menguntaikan barisan kata menjadi kalimat kalimat.padahal suara RI 1 sedang q putar di netbook q tentang kebengkitan nasional yang keseratus tahun pada tahun 2008 yang lalu.sebenarnya sudah berapa kali q putar tapi belum pernah sampai selesai sudah boring n ne’ duluan dengernya terlalu  mellow untuk jiwa muda q yang lebih rindu suara sengau,parau, yang menggelegak.yang memaksa q untuk berfikir,yang memaksaku untuk membakar lemak semangat q yang lama sering tertidur.dan berkompetisi untuk membuktikan bakti pada negeri.
Sudahlah jangan terlalu kita soroti alasan yang melatar belakangi q rangkai tulisan ini dan menuruti gema hati untuk melontarkan kata”keperat kau presiden”.enak kalau presiden kita saat ini berbesar hati pada ungkapan konstruktif ini juga kolega kolega  nya & kroni kroninya legowo tapi kalau seperti dosen SIM q yang amat sangat anti kritik yang dengan pongah mengganjar nilai E juga rekannya yang ikut ikutan menghadiahiku juga dua E satu D gimana,he he he
Jujur Negara ini kacau balau
Presiden anda memimpin
Presiden anda raja kami,penuntun arah tujuan bangsa ini
Bukan BANCI
Bukan pengecut
Bukan Pecundang
Keparat kau!
Sadarlah kami butuh pemimpin yang gagah berani
berani berbicara lantang
berani memutuskan
berani di garda depan &siapa menjadi martir
demi harga diri dan kemajuan bangsa
kami tak butuh kekeparatan mu itu,campakkanlah di got got yang paling busuk
kau taukan yang kami butuhkan?
Jika tidak tAU mati aja kau! Ngapa pula’ kau mimpin negeri ini jika tak cakap dan siap menanggung beban amanah rakyat
Keluhan keluhan cengengmu seharusnya tak perlu,tak perlu kami tau
Tapi beri kami api kemarahanmu
Api yang panas menggelora kerisauanmu
Akan kemajuan bumi pertiwi,
akan harga diri bangsa,
akan kedaulatan Negara,
akan kemandirian bangsa.
darah,
jiwa,
pemikiran kami
akan kami tumpah kan dengan murah&gratis deminya tak prlu KAU bayar
…...*…..
Dulu aq masih kecil saat q tau pemimpin negeri ini presiden,aq ingin menjadi presiden
Karena kesederhanaan pemikiranku q berfikir alangkah hebat &mulianya ia
Tapi seiring waktu q Tanya hati lagi mengapa ya kok presidenku sombong gk mau knalan dengan ku,gk mau singgah dirumah ku,gk mau bertemu ayah ibu ku dan mengendongku atau menepuk nepuk bahu q atau mencium ubun ubun ku atau meniup niup tangannya dan mengusapkannya dikepala ku dengan mata ku yang berbinar  binar kan q juara. jagoan ayah ibuku dengan misi juara satu di setiap tingkat jenjang sekolah ku.
Tapi seiring waktu kutanya lagi hatiku
                                 Kutanya lagi rasionalku mengapa kehidupan keluarga ku sulit,mengapa uang jajan q dikit bahkan sering gk ada.mengapa sekolah orang lebih bagus dari sekolah q,mengapa sekolah orang ada akselerasi sedangkan tidak untuk sekolah q padahal aq rasa aq mampu.mengapa kemiskinan masih membelenggu kebodohan masih bercokol,mengapa masih banyak rumah kebocoran?
Seiring umur& kedewasaan bertambah q kian terjaga ternyata menggumpal serapah ini,seperti kebanyakan orang orang berbudaya dan terpelajar yang benci  menyerapah yang seju jurnya   juga benci kemunafikan karena  ,aq pun sama.sudah lama q rasa q pendam bara murka q,bara benci karena korban kekeparatan mu “keparat kau presidenku”.biar lewat tulisan ini q bebaskan semua isi hati semua gumpal dan gumam yang selama ini q pendam pendam.aq masih muda aq masih panjang bagiku untuk merasakan banyak pengalaman dan bila memang di takdirkan q harus menjemput&menentang  badai karena ini aq rela dan telah q putuskan inilah garis perjalanan q
Bebas&tetap menjadi diriku.2103110235.sejenak memang q henti tulisan ini namun kini serapah q memuncak lagi,aq ingin menumpahkan semua kesal semua amarah semua benci.aq butuh media untuk mengungkapkan gelana gundah menyimak polah polah anak negeri yang memuakkan.tadi lagi lagi tak ada dosen,entah apa alas an nya lagi.sesuka hatinya saja dia kira milik nenek moyang nya saja tidak ia fikirkan perjuangan mahasiswa hanya untuk hadir mendengar materi darinya.juga tidakkah ia fikirkan susahnya cari uang dan bertahan hidup di perantauan.sistem pendidikan memang tlah kacau balau dan di kacau kacau balaukan.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar