Keparat kau presiden
200311
22,34
Entah mengapa tiba
tiba terlintas kata kata ini untuk q jadikan judul,topic bahasan yang
menggerakkan jemari ku dengan indah untuk menguntaikan barisan kata menjadi
kalimat kalimat.padahal suara RI 1 sedang q putar di netbook q tentang
kebengkitan nasional yang keseratus tahun pada tahun 2008 yang lalu.sebenarnya
sudah berapa kali q putar tapi belum pernah sampai selesai sudah boring n ne’
duluan dengernya terlalu mellow untuk jiwa
muda q yang lebih rindu suara sengau,parau, yang menggelegak.yang memaksa q
untuk berfikir,yang memaksaku untuk membakar lemak semangat q yang lama sering
tertidur.dan berkompetisi untuk membuktikan bakti pada negeri.
Sudahlah jangan
terlalu kita soroti alasan yang melatar belakangi q rangkai tulisan ini dan
menuruti gema hati untuk melontarkan kata”keperat kau presiden”.enak kalau
presiden kita saat ini berbesar hati pada ungkapan konstruktif ini juga kolega
kolega nya & kroni kroninya legowo
tapi kalau seperti dosen SIM q yang amat sangat anti kritik yang dengan pongah
mengganjar nilai E juga rekannya yang ikut ikutan menghadiahiku juga dua E satu
D gimana,he he he
Jujur Negara ini
kacau balau
Presiden anda
memimpin
Presiden anda raja
kami,penuntun arah tujuan bangsa ini
Bukan BANCI
Bukan pengecut
Bukan Pecundang
Keparat kau!
Sadarlah kami butuh
pemimpin yang gagah berani
berani berbicara
lantang
berani memutuskan
berani di garda depan
&siapa menjadi martir
demi harga diri dan
kemajuan bangsa
kami tak butuh
kekeparatan mu itu,campakkanlah di got got yang paling busuk
kau taukan yang kami
butuhkan?
Jika tidak tAU mati
aja kau! Ngapa pula’ kau mimpin negeri ini jika tak cakap dan siap menanggung
beban amanah rakyat
Keluhan keluhan
cengengmu seharusnya tak perlu,tak perlu kami tau
Tapi beri kami api
kemarahanmu
Api yang panas
menggelora kerisauanmu
Akan kemajuan bumi
pertiwi,
akan harga diri
bangsa,
akan kedaulatan
Negara,
akan kemandirian
bangsa.
darah,
jiwa,
pemikiran kami
akan kami tumpah kan
dengan murah&gratis deminya tak prlu KAU bayar
…...*…..
Dulu aq masih kecil
saat q tau pemimpin negeri ini presiden,aq ingin menjadi presiden
Karena kesederhanaan pemikiranku q berfikir alangkah hebat
&mulianya ia
Tapi seiring waktu q Tanya hati lagi mengapa ya kok
presidenku sombong gk mau knalan dengan ku,gk mau singgah dirumah ku,gk mau
bertemu ayah ibu ku dan mengendongku atau menepuk nepuk bahu q atau mencium
ubun ubun ku atau meniup niup tangannya dan mengusapkannya dikepala ku dengan
mata ku yang berbinar binar kan q juara.
jagoan ayah ibuku dengan misi juara satu di setiap tingkat jenjang sekolah ku.
Tapi seiring waktu kutanya lagi hatiku
Kutanya lagi
rasionalku mengapa kehidupan keluarga ku sulit,mengapa uang jajan q dikit
bahkan sering gk ada.mengapa sekolah orang lebih bagus dari sekolah q,mengapa
sekolah orang ada akselerasi sedangkan tidak untuk sekolah q padahal aq rasa aq
mampu.mengapa kemiskinan masih membelenggu kebodohan masih bercokol,mengapa
masih banyak rumah kebocoran?
Seiring umur& kedewasaan bertambah q kian terjaga
ternyata menggumpal serapah ini,seperti kebanyakan orang orang berbudaya dan
terpelajar yang benci menyerapah yang seju
jurnya juga benci kemunafikan
karena ,aq pun sama.sudah lama q rasa q
pendam bara murka q,bara benci karena korban kekeparatan mu “keparat kau
presidenku”.biar lewat tulisan ini q bebaskan semua isi hati semua gumpal dan
gumam yang selama ini q pendam pendam.aq masih muda aq masih panjang bagiku
untuk merasakan banyak pengalaman dan bila memang di takdirkan q harus menjemput&menentang badai karena ini aq rela dan telah q putuskan
inilah garis perjalanan q
Bebas&tetap menjadi diriku.2103110235.sejenak memang q
henti tulisan ini namun kini serapah q memuncak lagi,aq ingin menumpahkan semua
kesal semua amarah semua benci.aq butuh media untuk mengungkapkan gelana gundah
menyimak polah polah anak negeri yang memuakkan.tadi lagi lagi tak ada
dosen,entah apa alas an nya lagi.sesuka hatinya saja dia kira milik nenek
moyang nya saja tidak ia fikirkan perjuangan mahasiswa hanya untuk hadir
mendengar materi darinya.juga tidakkah ia fikirkan susahnya cari uang dan
bertahan hidup di perantauan.sistem pendidikan memang tlah kacau balau dan di
kacau kacau balaukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar