jika
17 Juni 2010 pukul 12:10
jika
fana tlah meraja dan fantasi menjadi obsesi,dikala nyata terpinggir
riak realitas kaum pemimpi,dikala gelembung membesar minim isi,apa yg
terjadi.kita memang sang pemimpi namun bukan sang penghayal atau sang
provokator raga untuk tertegun diam,diam dalam rasa yg melena dalam buai
yg membunuh kreatifitas,seroja atas nama cinta,simponi harap atas nama
kasih,alun melodi cekam atas nama kesetiaan.sampah kepalsuaan yang
diagung agungkan seolah madu delecios yang meninabobokkan.sampah yg
terpadu janji dan berkelindan harap dengan jiwa2 sang
inlander.cukupkanlah dagu tengadah cukupkanlah tangan menengadah
cukupkanlah tunduh rasa dengan jiwa pengalah,sudah saat nya diam kita
akhiri sudah saatnya bungkam kita sumbati sudah saat nya kita ambil
peran menoreh sejarah kita sendiri yang
fenomenal&menumental.meskipun kita sadari hanya nama dan cerita yg
kan kita tinggalkan yang mungkin nantinya kan menjadi lelucon dan gelak
tawa tersapu semilir lalu.namun jauhdan lebih dari itu kita tlh mewarisi
suatu hikmah yang bisa menginspirasi masa untuk mengabadikan pembuktian
eksistensi.memang adakalanya hutan tak harus mensyaratkan seragam
tanaman seperti hasil karya manusia dengan hutan produksinya,memang
benar dan lebih jauh dari itu disana terletak makna sesungguhnya dari
makna sang Belantara.semua mereka punya tempat tersendiri dalam
menunjukkan eksistensi pengabdian,tiada yg sia2&semua
bermanfaat&berperan,meski ada yg gugur sebelum layu dan ada yg layu
sebelum kemutik.namun palinglah tidak mareka lebih agung daripada yg
memiliki nyaw namun berjiwa sampah.Tuhan q ingin akhiri perenungan namun
jiwa q masih gejolak penuh resah untuk q cerna dalam jiwa q yg ingin
tenang.tuhan kadang q berfikir mengapa aq tak hanya kau jadi kan onggok
sampah kering yg terbakar jadi abu lalu menghilang tertiup bayu dan
sirna terserap dan tercecap tanah dan menyuburkan tanaman.tuhan kadang q
ingin akhiri semu,bebas lepas terbang mengawang dalam kembara yg tak
bertuan,kepadaMu.kembali dalam peraduan tempat tenram ba' masa kecil q
dalam buai&pangkuan tulus dan penuh kasih sayang buda,dalam teduhnya
tatap ayahanda dalam canda hangat saudara.ah...kini tinggal memoar
indah penyerta jalan.Tuhan q butuh peneguhan jiwa q yg labil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar