DUEL MAUT DI TANOH LAMPUNG
Hujan yang tak putus putus semenjak pagi,makin deras dan
mencekam.seiring peluh yang bercucuran di kedua sosok yang tengah bertarung di
belantara hutan krui ini.masing masing individu begitu sungguh sungguh
mengeluarkan kemampuan terhebat nya.itu bisa di
liat dari intens nya serangan antara kedua nya.nampak hindaran dan
serangan silih ganti antara kedua nya.
ya,ini lah krui,dengan tradisi duel maut nya.para pendekar silat dari segenap penjuru datang ke hutan belantara krui ini,untuk mengadu kehebatan,yang tak sedikit berujung maut.
ya,ini lah krui,dengan tradisi duel maut nya.para pendekar silat dari segenap penjuru datang ke hutan belantara krui ini,untuk mengadu kehebatan,yang tak sedikit berujung maut.
Hanya ada satu aturan
disini,yakni aturan pendekar lampung krui ,siapa yang telah masuk gelanggang
pertempuran adalah siap menang dan siap kalah.siap mati dan siap memaafkan lawan yang menyerah kalah.aturan yang unik
Cerita tentang duel maut,sebenar nya ku dapatkan dari
bapak,juga dari realita yang acap kali di dengar dan di alami yang berkembang
dalam masyarakat adat asli lampung krui memang hingga detik ini tradisi duel
maut.masih menempati posisi mulia dan istimewa di mata warga lampung krui
meskipun seiring waktu intensitas nya
berkurang .
Duel maut di mata kami warga lampung pribumi adalah symbol
dari keberanian dan sifat kesatria,namun dengan aturan aturan yang jelas
layaknya pendekar pendekar silat yang di
ceritakan secara lisan dan turun menurun.
Hukum yang jelas dan aturan ketat,serta konsekuensi dari
pemulia adan adat tradisi yang sangat memuliakan darah ,nyawa,maupun
kehormatan.membuat cara ini adalah cara yang paling efektif untuk menyelesaikan
sesuatu yang menyangkut harkat martabat dan marwah dengan resiko yang kecil
Duel duel maut yang terjadi kerap kali tanpa diketahui oleh
orang lain.dan aturan tak tertulis nya adalah aib jika diantara dua pihak
membocorkan rahasia tentang duel
maut tersebut pada siapa pun.termasuk
pada anak,istri,kerabat,apalagi saibatin .karena konsekwensi nya sangat
mengerikan bisa menimbulkan perang berlarut larut antar marga jika antara
kedua nya ada mati terbunuh dengan cara
yang tidak kesatria dan tidak
mencerminkan duel yang di sakralkan oleh masyarakat di kedua belah pihak.
Keringat yang bercucuran,dan pergumulan seru itu di iringi
juga dengan terikan terikan dan seruan seruan nyaring dari kedua belah
pihak.kata kata dan gesture tubuh yang menentang terus mereka lakukan untuk
memicu agar lawan mengeluarkan kemampuan terbaik nya.
Nampak jelas kedua nya sangat bernafsu mengakhiri perlawanan dari lawan nya.
Senja ketujuh pertandingan silat antara kedua nya belum ada
pemenang.mereka bertempur siang malam tanpa jeda.selain jeda
makan,ibadah/shalat,dan buang air,atau lawan meminta waktu untuk istirahat
sejenak
Duel maut ini biasa nya sudah di atur jauh jauh hari,sudah
di tentukan kapan dan di mana tempat nya
Biasa nya waktu yang di tunggu adalah saat bulan
cemakak(bulan naik terang nya) berakhir pada bulan hemili (menuju redup)
Namun tidak mesti harus begitu,sebab ada juga yang di luar pakem tersebut .
Namun dulu memang ada tempat khusus yang di pilih di
belantara hutan krui ini
Seiring waktu tempat khusus memang tak ada namun keretria
khusus untuk tempat tetap dipertahankan yaitu,tempat nya harus sepi,dan hanya
kedua orang tersebut yang tau
Sisipan sisipan cerita di atas penulis ketengahkan untuk
member gambaran saja.untuk duel maut yang berakhir indah.dan biasa nya berakhir
dengan angkon muwari (angkat saudara).
Penulis adalah penulis amatir jadi bingung untuk
menyisipakan dalam cerita hal hal terkait
Seperti contoh,para pendekar yang entah dari mana mana.yang
datang dari segenap penjuru,membawa perbekalan sendiri sendiri,seperti periuk
,beras,lauk dan sebagai nya
Juga tidur,makan,istirahat,dan ngobrol ngobrol bersama
Saat waktu nya tiba bertanding,dengan kesepakatan
bersama.mereka melanjutkan duel dengan
segala konsekuensi nya.seperti inilah contoh duel jaman dulu,yang di contoh kan
para pendahulu
Bangsa ram .
Joni sepriyan
Inderalaya utara,200414 1900 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar