Prospek Budidaya Ikan Gabus di Rawa Lebak
-
Browser anda tidak mendukung iFrameKamis, 9 Agustus 2012 13:31 wib
Foto: benihikanku.blogspot.com
JAKARTA - Saat ini ikan gabus merupakan ikan
air tawar yang harganya cenderung makin tinggi. Selain dimanfaatkan
dalam bentuk segar ikan gabus juga diolah sebagai bahan pempek/kerupuk,
ikan asin, ikan salai, bahkan dipercaya sebagai bahan obat. Bahkan kini,
benih ikan gabus banyak dimanfaatkan untuk pakan ikan hias.
Dengan memanfaatkan karakteristik biologisnya, ikan gabus merupakan jenis ikan lokal yang berpeluang dikembangkan sebagai ikan budidaya yang adaptif di lingkungan rawa lebak.
Pemanfaatan di lahan rawa lebak untuk sektor perikanan masih didominasi oleh kegiatan perikanan tangkap yang produktifitasnya cenderung menurun. Budidaya ikan merupakan pilihan untuk meningkatkan produktivitas perairan rawa.
Untuk menunjang upaya budidaya ini perlu penyediaan benih dalam jumlah memadai dan tersedia saat dibutuhkan. Di perairan umum ikan gabus memijah pada awal musim hujan namun dengan meningkatnya upaya penangkapan maka benih ikan gabus makin sulit didapat di perairan umum.
Penelitian untuk mengembangkan usaha perbenihan dengan sistem rangsangan menggunakan hormon gonadotropin dan calon induk berasal dari perairan lebak dilakukan dengan didanai insentif riset Sistem Inovasi Nasional (SINas) Kementerian Riset dan Teknologi.
Pembesaran benih di rawa lebak dilakukan menggunakan karamba dengan padat tebar 50-150 ekor/m2 dan diberi pakan buatan. Untuk rawa lebak tengahan dilakukan dalam wadah pagar dengan padat tebar 10 ekor/m2 dan diberi pakan buatan, ikan rucah dan pakan campuran (pelet dan ikan rucah). Pakan yang diberikan sebanyak 3% dari total berat ikan.
A.Karim Gaffar dan Dina Muthmainnah, dari Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Sub Optimal Universitas Sriwijaya dan Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum Balitbang Kelautan dan Perikanan menjelaskan, hasil sementara menunjukkan terdapat peningkatan berat dengan benih ukuran tebar awal rata-rata 2,3 g, setelah 10 minggu diberi pakan campuran dalam wadah pagar, beratnya mencapai 42,6 g.
Sedangkan dalam karamba setelah 8 minggu dengan padat tebar 50 ekor/m2 beratnya mencapai 24,2 g. (akg/dm)
(amr)
Dengan memanfaatkan karakteristik biologisnya, ikan gabus merupakan jenis ikan lokal yang berpeluang dikembangkan sebagai ikan budidaya yang adaptif di lingkungan rawa lebak.
Pemanfaatan di lahan rawa lebak untuk sektor perikanan masih didominasi oleh kegiatan perikanan tangkap yang produktifitasnya cenderung menurun. Budidaya ikan merupakan pilihan untuk meningkatkan produktivitas perairan rawa.
Untuk menunjang upaya budidaya ini perlu penyediaan benih dalam jumlah memadai dan tersedia saat dibutuhkan. Di perairan umum ikan gabus memijah pada awal musim hujan namun dengan meningkatnya upaya penangkapan maka benih ikan gabus makin sulit didapat di perairan umum.
Penelitian untuk mengembangkan usaha perbenihan dengan sistem rangsangan menggunakan hormon gonadotropin dan calon induk berasal dari perairan lebak dilakukan dengan didanai insentif riset Sistem Inovasi Nasional (SINas) Kementerian Riset dan Teknologi.
Pembesaran benih di rawa lebak dilakukan menggunakan karamba dengan padat tebar 50-150 ekor/m2 dan diberi pakan buatan. Untuk rawa lebak tengahan dilakukan dalam wadah pagar dengan padat tebar 10 ekor/m2 dan diberi pakan buatan, ikan rucah dan pakan campuran (pelet dan ikan rucah). Pakan yang diberikan sebanyak 3% dari total berat ikan.
A.Karim Gaffar dan Dina Muthmainnah, dari Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Sub Optimal Universitas Sriwijaya dan Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum Balitbang Kelautan dan Perikanan menjelaskan, hasil sementara menunjukkan terdapat peningkatan berat dengan benih ukuran tebar awal rata-rata 2,3 g, setelah 10 minggu diberi pakan campuran dalam wadah pagar, beratnya mencapai 42,6 g.
Sedangkan dalam karamba setelah 8 minggu dengan padat tebar 50 ekor/m2 beratnya mencapai 24,2 g. (akg/dm)
(amr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar